get app
inews
Aa Read Next : Menikmati Tempe Mendoan untuk Takjil Buka Puasa Ramadhan, Ini Resep dan Cara Membuatnya

Unsoed Kembangkan Teknik Terapi Psikologis untuk Anak Terdampak Pandemi Covid-19 di Pedesaan

Sabtu, 23 Juli 2022 | 08:49 WIB
header img
Dengan teknik yang terarah, dongeng bisa menjadi media yang sangat tepat dalam terapi psikologis pada anak terdampak pandemi. Foto Istimewa

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Tak pungkiri pandemi Covid-19 memberikan dampak besar dalam kehidupan manusia. Kondisi tersebut tak hanya menyasar orang dewasa saja, namun juga anak-anak. 

Bagi anak-anak, terlebih mereka yang tengah menjalani tumbuh kembang, pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi mereka. Hal ini yang menjadikan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan kajian dampak pandemi covid-19 pada anak-anak Sekolah Dasar di wilayah pedesaan.

Bekerjasama dengan LPDP, Unsoed melakukan kajian dampak pandemi terhadap tumbuh kembang anak di daerah pedesaan pinggiran Kabupaten Banyumas, tepatnya di Kecamatan Lumbir. Di mana kajian tersebut minim dilakukan dan hanya menyasar pada dampak Covid-19 di wilayah perkotaan.

"Daerah pinggiran pedesaan selama ini lebih berperan sebagai pelaku pasif penerima kebijakan kota," ujar Prayogo Hadi Sulistio, S.Pd., M.Pd. selaku tim peneliti dalam keterangannya, Sabtu (23/7/2022).

Pembahasan kajian tersebut diungkap dalam acara Forum Group Discussion (FGD) Dampak Pandemi terhadap Anak, di SD Negeri 3 Lumbir pada Kamis, (21/7) lalu.

Prayogo mengungkapkan, dari hasil kajiannya tersebut trauma Covid-19 selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata menyimpan efek negatif berkepanjangan pada anak-anak jika tidak tepat saat penanganannya.

"Dari hasil kajian kami, trauma Covid-19 dan ketidaktepatan penanganan selama PJJ menyimpan efek negatif substansial yang bisa berlangsung berkepanjangan dan permanen khususnya pada anak-anak Sekolah Dasar," ungkapnya.

Disebutkan, diantara masalah yang muncul di Banyumas berdasarkan data wawancara dan observasi awal oleh tim peneliti adalah adanya stagnasi tingkat literasi siswa, penurunan konsentrasi belajar, penyalahgunaan gawai, peningkatan kecemasan atas bahaya covid dan ketidakstabilan emosi siswa.

Kepala Sekolah SD Negeri 3 Lumbir, Eni Hartitin menyampaikan jika pihaknya menyambut dengan senang hati kegiatan pengkajian dan forum diskusi yang dilakukan oleh tim peneliti. Di mana sekolah di daerah pinggiran juga mengalami situasi yang sangat sulit, khususnya dalam hal pembelajaran daring.

"Sekolah-sekolah di daerah pinggiran mengalami situasi yang cukup pelik selama pandemi. Area kami termasuk area yang susah sinyal internet dan fasilitas kami belum sepenuhnya memadai," ujarnya.

Forum diskusi yang santai itu ternyata juga menjadi ruang penyampaian aspirasi guru-guru di daerah pedesaan pinggiran. Di mana pasca pandemi, para guru tak lagi merasakan serbuan pertanyaan dari para orangtua siswa yang membuat kuping mereka panas.

Salah salah pengembang teknik terapi psikologis Nisa Roiyasa mengatakan, hasil dari penggalian data mengenai dampak Covid-19 yang dilakukan sejak Januari 2022 diolah dan menjadi dasar bagi tim peneliti untuk mengembangkan sebuah teknik terapi psikologis dan literasi bagi anak terdampak bencana pandemi Covid-19. 

"Teknik kami bernama Dongeng-Tulis. Dongeng menjadi alternatif karena proses pembuatan dan penyampaian dongeng membuka ruang-ruang penyaluran pengalaman psikologis dan mengasah kemampuan literasi siswa. Teknik ini terdiri atas pendampingan yang berkesinambungan pada beberapa tahapan proses, dari proses membaca bersama, menyimak, peluapan rasa dan eskpresi, dan terakhir pada proses penyuguhan perasaan dan pengalaman pandemi siswa menjadi sebuh produk penulisan kreatif," ujar Nisa.

Selain itu, Tim Peneliti juga melibatkan beberapa pihak dengan bidang kepakarannya, seperti Kak Al sebagai pendongeng Beatbox Banyumas, dan Dyah Astorini Wulandari, selaku psikolog.

Anak-anak terlihat begitu ceria menyimak dongeng berjudul 'Ayami dan Pandemi' yang dibawakan oleh Kak Al. Bukan hanya terhibur dengan tingkah lucu Kak Al, anak-anak melalui dongeng yang diberikan, diajak berbicara tentang pengalaman pandemi mereka. 

"Menurut data Lembaga Bantuan Anak Indonesia (LBAI), di saat pandemi Covid-19 banyak anak yang mengalami stres karena tekanan yang ada di rumah. Oleh karena tubuh anak-anak sedang berkembang, mereka lebih peka terhadap stres berulang ini dan menanggung bagian yang terberat dari sistem ini," kata Dyah Astorini.

"Pemberian terapi yang mampu membangkitkan keceriaan anak sangat diperlukan, apalagi terapi tersebut bisa membantu mengajarkan anak-anak mengekspresikan emosi melalui kata-kata. Dengan teknik yang terarah, dongeng bisa menjadi media yang sangat tepat," jelasnya.

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut