“Bulan April–Mei lalu saya ke Rusia, bicara dan minta izin ke orang tuanya. Kondisi sudah perang, tapi aman, soalnya jaraknya jauh dari lokasi perang,” ucap Anjar.
Pernikahan berlangsung di kediaman Anjar, Tasikagung, Kabupaten Rembang. Saat itu, Zukofa diwakili oleh wali hakim dikarenakan keluarganya tidak bisa hadir dan hanya menyaksikan prosesi ijab kabul melalui video call.
Hingga sampai saat ini Anjar masih tidak percaya memilki istri asal Rusia. Selain cantik, Zukofa juga baik dan tidak memandang materi.
“Inginnya punya rumah sendiri. Kalau anak belum dulu, karena istri mau kuliah lagi. Tapi apabila Tuhan menghendaki, ya Alhamdulilah," ucapnya.
Zukofa menyatakan alasan jatuh hati kepada Anjar karena ia merupakan sosok yang baik dan pekerja keras. Baginya, perbedaan cuaca, bahasa, maupun budaya tidak menghalangi cinta tulus mereka.
“Ibu saya juga sering chat sama mas Anjar,” ujar Zukofa.
Saat ditanya soal agama, Anjar dan Zukofa enggan mengungkap lebih detail karena hal itu merupakan ranah pribadi. Zukofa yang kini mulai mahir berbahasa Indonesia, rencananya melanjutkan kuliah S2 di Solo. Rencananya, Zukofa bersedia apabila nantinya tinggal di kediaman suami.
“Tak masalah di sini panas. Nanti suatu ketika kita pulang bersama ke Rusia. Katanya Mas Anjar ingin lihat salju,” jelas Zukofa.
Ibunda Anjar, Sri Heriyanti mengatakan, dirinya tak mengira bakal memiliki menantu dari Rusia. Namun ia senang sekaligus berharap ingin segera mendapatkan cucu dari anak bungsunya tersebut.
“Ya kaget ya senang, muda-mudahan baik-baik saja, rukun sampai tua. Ingin sekali segera punya cucu," kata Sri.
Editor : Pepih Nurlelis