CILACAP, iNews.id - Intensitas hujan yang tinggi memicu pergerakan tanah di dusun Cilulu desa Dayeuhluhur Kecamatan Dayeuhluhur. Akibatnya, sejumlah rumah warga rusak ringan hingga rusak berat. Rumah-rumah yang terdampak pergerakan tanah tersebut berada di RT 01 dan 03 RW XII. Dari 42 rumah yang terdampak, 5 diantaranya rusak berat, 8 rusak sedang, dan 4 rusak ringan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun warga mengungsi ke tempat yang lebih aman dengan menumpang di rumah kerabat.
Camat Dayeuhluhur Aji Pramono mengatakan bahwa warga di dusun Cilulu telah bertindak cepat dengan segera meninggalkan rumah mereka pada saat kejadian pergerakan tanah untuk mencari tempat yang lebih aman.
“Alhamdulillah, karena pergerakan tanah yang tidak langsung, warga masyarakat telah mengantisipasi dengan mengungsi ke tempat yang lebih aman sehingga tidak ada korban jiwa,” kata Aji saat mendamping Bupati Cilacap mengunjungi lokasi bencana.
Kejadian pergerakan tanah di wilayah kecamatan Dayeuhluhur ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya terjadi di tahun 2003. Dalam kajian geologi yang pernah dilakukan di wilayah tersebut, diprediksi pergerakan tanah akan terjadi lagi 20 tahun kemudian.
Aji Pramono mengaku telah melakukan langkah-langkah penanganan diantaranya dengan membentuk posko. “Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Forkopimcam, tadi pagi kami meninjau lokasi dan membentuk posko. Jika dibutuhkan oleh masyarakat yang saat ini mengungsi di rumah keluarga yang lebih aman, kami juga akan membentuk dapur umum supaya tidak membebani rumah yang dipakai untuk mengungsi,” tambahnya.
Bupati Cilacap H. Tatto Suwarto Pamuji, Asisten Pemerintahan Sekda Dian Setiabudi, Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah bersama para kepala OPD pada hari Kamis (4/11) meninjau lokasi pergerakan tanah di dusun Cilulu. Dalam arahannya, Bupati meminta masyarakat untuk tetap tenang dan melakukan aktifitas seperti biasa, pemerintah akan berupaya untuk melakukan perbaikan rumah dan akses jalan yang terdampak akibat adanya pergerakan tanah.
“Jangan bersedih, lakukan aktifitas seperti biasa. Yang ke sawah, ke sawah lagi, yang ke kebun ke kebun lagi. BBWS Citanduy akan segera menangani jalan yang longsor dan retak agar bisa dilalui lagi. Karena kalau tidak segera ditangani, ekonomi bisa macet. Dari BPBD akan mendata rumah-rumah yang terdampak untuk bisa direhab. Dari Dinas Sosial juga akan membantu permakanan. Bappeda juga akan bertindak untuk mengetahui perlu tidaknya relokasi. Namun untuk relokasi menunggu kajian terlebih dahulu,” ujar Bupati.
Intensitas hujan yang tinggi juga mengakibatkan banjir dan tanah longsor di wilayah Kecamatan Wanareja. Banjir menyebabkan air sungai Cigeugeumeuh di desa Limbangan melimpas dan menggenangi sejumlah desa dan pasar. Selain itu banjir juga menyebabkan tanah longsor di tiga dusun, akibatnya akses jalan desa tidak bisa dilalui.
Tanah longsor juga terjadi di dusun Sidamulya desa Majingklak. Tebing setinggi 10 meter dan lebar 10 longsor menutup jalan desa dan mengakibatkan putusnya aliran listrik. Di desa Purwasari banjir menyebabkan tanggul mengalami abrasi dengan panjang 18 meter dan lebar 10 meter di sungai Citanduy.
Kepala BBWS Cintanduy Bambang Hidayah mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya penanganan banjir dengan menurunkan alat berat.
“Untuk sungai Cigeugeumeuh yang meluap, kami sudah melakukan aksi yaitu dengan menurunkan alat berat, namun kami masih kesulitan akses ke lokasi. Sementara ini alat masih stand by di desa. Rencana kami akan menurunkan dua alat untuk mengeruk sungai, hasil dari kerukan tersebut akan kami buat tanggul darurat,” katanya saat dialog dengan warga desa Limbangan di balai desa.
Editor : EldeJoyosemito