get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Rendam 15 Kelurahan di Cilacap, Ratusan Warga Mengungsi

Retakan Tapal Kuda Muncul di Atas Tebing, Pakar Geologi UGM Peringatkan Longsor Susulan di Majenang

Sabtu, 15 November 2025 | 13:33 WIB
header img
Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dwikorita Karnawati. Foto: Dok Pribadi

CILACAP, iNewsPurwokerto.id - Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dwikorita Karnawati, kembali mengingatkan bahaya longsor susulan setelah menemukan retakan tanah berbentuk tapal kuda di bagian atas tebing yang sebelumnya sudah runtuh. Pola retakan ini tampak mengarah langsung ke jalur longsor yang telah terjadi, menandakan adanya pergerakan tanah yang berpotensi memicu bencana lanjutan.

Retakan Tapal Kuda adalah batas antara lereng yang masih stabil dan bagian yang mulai bergeser. Bila hujan turun dan air meresap ke dalam retakan tersebut, pergerakan tanah bisa makin cepat dan memicu longsor susulan,” tegas Dwikorita di Cilacap, Sabtu (15/11/2025).


Arah panah menunjukkan potensi arah longsor. Kroaknya ditandai dengan lengkung garis putus-putus. Foto: Tangkapan Layar

Menurut mantan Kepala BMKG periode 2017–2025 itu, kondisi ini sangat berbahaya karena proses pencarian dan evakuasi korban masih berlangsung di area bawah tebing. Ia menekankan bahwa kestabilan lereng dapat berubah dalam waktu singkat, terutama ketika hujan turun dan air mulai merembes ke dalam celah-celah retakan.

Pakar geologi UGM ini meminta seluruh petugas SAR, relawan, maupun warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia mengingatkan bahwa area longsor harus segera dikosongkan ketika hujan mulai turun, meski hanya gerimis, karena air yang masuk ke dalam retakan bisa mempercepat pergerakan tanah.

Seluruh aktivitas di bawah lereng yang sudah menunjukkan tanda retakan tapal kuda juga diminta dihentikan demi mencegah potensi korban tambahan. Ia menegaskan pentingnya menjaga jarak aman dengan berpindah ke area datar yang lokasinya minimal dua kali tinggi tebing dari titik retakan.

“Situasi ini kritis. Air hujan adalah pemicu utama longsor susulan. Bila retakan Tapal Kuda sudah muncul, artinya lereng sedang dalam kondisi tidak stabil dan bisa bergerak sewaktu-waktu,” ujarnya.

Dwikorita menambahkan bahwa pemantauan visual terhadap perkembangan retakan dan kondisi lereng harus terus dilakukan selama proses evakuasi. Langkah ini penting untuk memastikan keselamatan petugas di lapangan serta mencegah jatuhnya korban baru.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut