SEJARAH 10 Muharram atau Hari Asyura yang bagi masyarakat Indonesia biasa disebut sebagai hari anak yatim atau lebaran anak yatim. Bagi kaum Muslim, Muharram termasuk salah satu momentum mulia karena menjadi bulan pembuka tahun baru.
"Kalau di Indonesia memang ramai budaya seperti ini, hampir setiap masjid serta majlis taklim mengadakan perayaan tahun baru Islam, disertai di dalamnya santunan anak yatim karena memang bulan muharram, tepatnya tanggal 10 adalah lebarannya anak yatim ," tulis Ustaz Ahmad Zarkasih Lc dalam bukunya "Sejarah Kalender Hijriyah"
Bukan hanya itu, ada banyak peristiwa yang terjadi pada 10 Muharram yang mengandung hikmah seperti tragedi Karbala yakni terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, selamatnya Nabi Musa as dari kejaran Firaun dan berlabuhnya kapal Nabi Nuh dari peristiwa banjir bandang selama enam bulan.
Amalan 10 Muharram
Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan mulia (haram) dalam Islam. Tahun ini, 10 Muharram atau Asyura jatuh pada Hari Senin, 8 Agustus 2022.
Namun sejarah 10 Muharram yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia adalah tradisi menyantuni anak yatim dan mengusap kepalanya, menurut Ustaz Ahmad Zarkasih, muncul karena banyaknya hadis-hadis perihal fadhilah menyantuni anak yatim di tanggal 10 Muharram. Oleh karena itu, tanggal 10 Muharram seolah menjadi tanggal dan bulannya anak yatim.
Sehingga banyak orang menyebutnya sebagai lebaran mengingat makna lebaran adalah hari bersenang-senang. Begitu juga di tanggal ini, anak yatim sedang senang-senangnya karena banyak yang sayang.
Salah satu hadis tentang menyantuni anak yatim dan mengusap kepalanya ini, "Siapa orang yang menyusap kepala anak yatim (menyantuni/menyayangi) pada hari Asyura (10 Muharram), maka Allah akan angkat derajatnya sebanyak rambut anak yatim tersebut yang terusap oleh tangannya" (Hadis ke 212 dari kitab Tanbih al-Ghafilin).
Editor : Arbi Anugrah