JENDERAL M Jusuf sangat menjunjung tinggi sebagai seorang prajurit dan sebagaai seorang bersuku Bugis, Sulawesi Selatan sangat menjaga kehormatan dan marwahnya.
Begitu ada yang menyudutkannya dengan isu yang tidak benar, maka Jenderal TNI M Jusuf bersikap tegas, sekalipun itu di hadapan Presiden Soeharto. Bahkan menggebrak mejapun dilakukannya
Jenderal TNI M YJusuf ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Panglima ABRI pada Maret 1978 mengejutkan banyak kalangan. Bukan apa-apa, Jusuf telah 13 tahun tak berdinas di militer.
Selepas menjadi Pangdam XIV Hasanuddin, jenderal bangsawan Bugis itu ditarik ke kabinet sebagai menteri perindustrian ringan oleh Presiden Soekarno. Setelah itu menteri perindustrian dasar dan menteri perdagangan. Karier itu berlanjut saat Soeharto naik takhta.
Mendiang Jenderal TNI M Jusuf. (Foto: Dok)
Jusuf kembali dikaryakan menjadi perindustrian, tepatnya pada 6 Juni 1968. Atas dasar itu banyak orang tak menyangka ketika Soeharto mengumumkannya sebagai Panglima ABRI/Menhankam menggantikan Jenderal Maraden Panggabean.
“Dibanding Maraden Panggabean yang digantikan, dia (Jusuf) kalah lengkap karier militernya terutama di bidang staf dan teritorial. Tetapi siapa yang berani melawan kehendak Soeharto?,” kata Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit, dikutip Kamis (18/11/2021).
Dalam perjalanannya, Jusuf dikenal sebagai orang dekat Pak Harto. Kendati demikian, David Jenkins dalam tulisannya Soeharto & Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer Indonesia 1975-1983 menggambarkan Jusuf masih sebagai ‘jenderal lingkaran luar Soeharto’.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta