TANGERANG, iNews.id - Pebulutangkis legendaris Indonesia Markis Kido meninggal dunia karena serangan jantung, Senin (14/6/2021) malam WIB. Sang ibunda Zul Asteria angkat bicara.
Kido dikenal sebagai ganda putra andalan Indonesia. Dia dan rekannya Hendra Setiawan pernah membawa pulang medali emas di Olimpiade Beijing.
Pensiun tak membuat Kido jauh dari raket. Dia tetap aktif bermain bersama rekan-rekannya. Takdir pula yang menentukan sang legenda wafat di lapangan bulu tangkis. Kido sempat kolaps saat bermain di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang sekitar pukul 18.30 WIB.
Kemudian dia sempat dibawa ke RS Omni di Alam Sutera. Sayangnya nyawa Kido tak tertolong. Sang ibunda, Zul Asteria yang tampak tegar menjelaskan kondisi putra pertamanya tersebut. Diduga Salah Suntik, Bocah di Aceh Barat Meninggal "Dia sepertinya memang hidup dan matinya di lapangan kali ya. Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat," ujar Zul dikutip dari rilis PBSI.
"Saya kira tadi hanya stroke, karna dia kan punya darah tinggi terus mungkin jatuh dan pembuluh darahnya pecah. Saya berdoanya begitu tapi ternyata mas Kido diambil," lanjutnya.
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyampaikan duka yang mendalam dan rasa kehilangan yang besar atas musibah ini. "Hari ini keluarga besar bulutangkis Indonesia sangat berduka dengan berpulangnya Markis Kido, pahlawan bulutangkis yang telah berulang kali mengharumkan nama Merah Putih di panggung bulutangkis dunia," ucap Agung Firman Sampurna, Ketua Umum PP PBSI.
"Meninggalnya Kido merupakan sebuah kehilangan besar bagi dunia bulutangkis Indonesia yang tengah menghadapi Olimpiade Tokyo. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan," sambung Agung.
Markis Kido layak disebut legenda bulutangkis dengan segala prestasi yang ia sudah torehkan untuk Merah-Putih. Oleh karenanya, PBSI berharap suri tauladan pria kelahiran 11 Agustus 1984 itu menjadi inspirasi para penerusnya.
"Dengan prestasi besar seperti juara dunia 2007 di Kuala Lumpur, medali emas Olimpiade Beijing 2008, dan emas Asian Games 2010 Guangzhou bersama Hendra Setiawan, nama Kido begitu harum di pentas dunia. Kami keluarga besar bulutangkis Indonesia dan PBSI ikut berduka cita dan merasa kehilangan besar dengan berpulangnya Markis Kido," tutur Agung.
"Semoga suri teladan, semangat juang, prestasi besar, dan etos kerja yang telah ditunjukkan Markis Kido selama ini, bisa menginspirasi para pemain-pemain bulutangkis Indonesia untuk mengikuti jejak almarhum," pesannya.
Kido meninggalkan seorang istri, Richasari Pawestri dan dua orang putri. Jenazah malam ini akan langsung disemayamkan di rumah duka Jalan Gemak B149, RT.003/RW.009, Jaka Setia, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Editor : EldeJoyosemito