JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Ungkapan Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur soal polisi masih banyak diingat orang.
Dia berkomentar bahwa di Indonesia hanya ada tiga polisi jujur yaitu polisi tidur, patung polisi dan Jenderal Hoegeng.
Benar saja, Jenderal Hoegeng Iman Santoso dikenal sebagai sosok polisi yang jujur, berintegritas dan sederhana. Bahkan, dia mengatakan menolak saat negara akan memberi kendaraan dinas bagi keluarganya.
Pria asal dan lahir di Pekalongan, Jawa Tengah 14 Oktober 1921 itu pernah menjabat Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet. Hoegeng sebetulnya bakal mendapat jatah dua mobil, yaitu satu mobil dinas sebagai menteri dan satu mobil untuk keluarga.
Waktu itu, Hoegeng sudah menerima sebuah mobil dinas, sedangkan untuk keluarganya, dia belum menerima.
Mobil dinas Hoegeng saat menjadi Menteri Iuran Negara juga sudah dikembalikannya setelah berganti jabatan.
Saat menjadi Wakapolri atau ketika itu Wakil Menteri Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak), Hoegeng seharusnya mendapat mobil dinas jenis Holden keluaran terbaru tahun 1965 yang diperuntukkan bagi keluarganya. Lagi-lagi Hoegeng menolaknya.
Dia mengatakan bahwa dia telah mempunyai dua monbil dinas. Yakni mobil Jeep Willis dari kepolisian dan satu mobil dinas sebagai Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet pada periode Maret 1966 hingga Juli 1966.
Dia menolak secara halus dengan mengatakan tidak mempunyai tempat parkir atau garasi untuk mobil lain lagi. "Hoegeng mau simpan di mana lagi, Mas Dharto? Hoegeng tak punya garasi lagi,”jelas Hoegeng kepada sekretarisnya waktu itu, Soedharto Martopoespito atau Dharto.
Hal tersebut terungkap dari buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan' karya Suhartono.
Karena harus diambil sesuai ketentuan Sekretariat Negara, Hoegeng pun akhirnya mengalah.
"Ya sudah, tetapi tolong disimpan di rumah Mas Dharto saja ya, suatu saat Hoegeng perlu, Hoegeng akan pinjam saja,”jelasnya.
Dharto juga tidak memiliki garasi, dia melapor ke atasannya di Biro I Bagian Organisasi dan Administrasi Sekretariat Negara.
Atasan Dharto kemudian meminjamkan satu garasi untuk menyimpan mobil dinas Hoegeng. Mobil dinas Hoegeng itu disimpan di garasi umum milik Sekretariat Negara.
Pada satu waktu, Hoegeng pernah meminjam mobil dinasnya karena ada keperluan keluarga. "Mas Dharto, boleh Hoegeng pinjam mobil Holdennya karena Hoegeng ada keperluan keluarga? Tolong diantar ke rumah ya, Mas Dharto?" ujarnya.
Dharto pun mengantarnya ke rumah Hoegeng. Keesokannya, mobil itu sudah dikembalikan lagi oleh sopir Hoegeng ke Dharto.
Ternyata, di setiap mobil dinas, ada pengumuman untuk keluarganya. “Mobil Dinas, Tidak Boleh Dipinjam.” Itu berlaku untuk mobil-mobil dinas apapun. Sepupu Hoegeng, Moehirman sebagai saksinya.
Editor : EldeJoyosemito