JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kisah mantan karyawan bergaji Rp 50 juta dan selalu keliling Indonesia biasanya banyak diimpikan sebagian orang. Namun tidak dengan Beta Nurry Damayanti, yang memilih meninggalkan pekerjaan itu demi dekat dengan keluarga.
Perempuan asal Kediri, Jawa Timur ini sebelumnya bekerja disebuah perusahaan asuransi terkemuka di Jakarta. Namun akibat kesibukannya, ia mengaku tak memiliki banyak waktu untuk keluarga yang di cintainya. Bahkan dalam sebulan, dia hanya sekitar sembilan hari di rumah.
Berangkat dari kegelisahannya tersebut, ia pun memberanikan diri untuk membuka usaha jasa cuci pakaian atau laundry. Kini, berkat ketekunannya, ia sukses membangun usaha tersebut hingga memiliki banyak cabang.
"Awalnya saya karyawan, sering keliling Indonesia, kantornya di Jakarta. Saya sampai pegang 220 kantor, lumayan saat itu gaji sampai Rp50 juta. Itu yang bikin saya enggak bisa pulang ke rumah," kata dia di kanal Youtube Pecah Telur yang dikutip beberapa waktu lalu.
Keputusan memilih keluar dari perusahaan yang membuat karirnya mapan ini berawal saat tahun 2017. Di mana ketika itu, sang ayah yang datang untuk mengunjunginya dan ingin tinggal di Jakarta bersamanya membuat dirinya menjadi dilema.
Bagaimana tidak, kesibukannya bekerja, dengan fase kerja yang padat dan cepat hingga tinggal di sebuah apartemen membuat dirinya bingung untuk menjaga dan meluangkan waktu pada sang ayah.
"Bapak saya datang ke Jakarta, dia bilang 'Beta, saya mau tinggal sama kamu di Jakarta'. Itu yang saya bingung, saya kasihan sama bapak. Akhirnya saya bilang, 'Pak saya saja yang resign', saya putuskan pulang ke Kediri," ujar Beta.
Saat pulang ke Kediri, dia mengaku bingung harus bekerja apa. Pasalnya, dia juga memiliki cicilan rumah dan mobil.
Namun Beta meyakini dirinya untuk tidak kembali ke perusahaan lamanya. Dia memilih membuka usaha. Dan di kampung halamannya, dia bertemu laki-laki yang kini menjadi suaminya.
Seiring berjalannya waktu, dengan modal dari sisa uang yang dimilikinya, Beta membuka usaha laundry di garasi rumah.
"Laku tidak laku, saya coba dulu. Mau di tempat manapun rezeki bakal datang dengan sendirinya," ujarnya.
Saat awal memulai bisnis laundry masih sepi pengunjung. Dia mengaku, selama seminggu tak ada satu pun yang datang untuk mencuci baju. Meski sempat kecewa, namun kata menyerah tidak ada dalam kamusnya saat itu.
"Saya bersihkan, saya tunggu kok enggak ada yang datang, sempat down saya, memang ternyata enggak semudah itu buka usaha," ucap Beta.
Menunggu sejak pagi bersama asistennya, dia meyakini akan ada pelanggan pertama yang datang ke laundry miliknya.
"Pagi saya tungguin enggak ada yang datang, siang saya tungguin masih sama sampai sore mau saya tutup. Eh kok ada satu orang yang datang, saya kaget, sudah seperti malaikat orang itu," tuturnya.
Lambat laun pelanggannya bertambah. Penghasilannya pun perlahan meningkatkan. Selain semangat, tekad, kerja keras, dia menekankan kunci sukses usahanya adalah sedekah. Ini mengingat peran Tuhan bagi Beta tidak ternilai harganya.
"Naik dari Rp2,5 juta, Rp4 juta, Rp5 juta, hingga Rp10 juta. Saya pikir kalau saya pengen uang Rp50 juta, maka saya harus punya 5 outlet laundry," katanya.
Tanpa disangka-sangka, dia ditawari seorang investor dari Belanda yang mau berinvestasi di gerai laundry miliknya. Beta akhirnya memutuskan untuk menjadikan laundry miliknya sebagai bisnis waralaba (franchise).
"Hidup itu belajar, harusnya kita bisa lebih baik dari hari-hari sebelumnya, apa yang kita kerjakan hari ini, panennya tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat," ujar pengusaha laundry ini.
Bisnisnya pun kini terus berkembang, bahkan mantan karyawan bergaji Rp 50 juta yang memutuskan keluar dari pekerjaannya demi keluarga telah memiliki 45 cabang laundry yang tersebar di beberapa kota dan provinsi mulai dari Jawa Timur, Bali, hingga Yogyakarta.
Editor : Arbi Anugrah