PURWOKERTO, iNews.id - Banyak yang bilang sehari tidak minum kopi rasanya seperti hidup tanpa tujuan atau pahitnya kopi tidak sepahit hidupku. Namun itu hanya istilah saja, karena pada realitanya banyak sekali para pencinta kopi dan semua itu tidak mengenal umur.
Banyaknya pecinta kopi ini bisa di lihat dari banyaknya coffee shop atau kedai kopi yang bermunculan dengan macam-macam menu kopi yang diandalkan. Tapi tak banyak barista pada kedai-kedai kopi yang menyajikan kopi menggunakan teknik AeroPress.
Untuk lebih mengenalkan teknik penyeduhan kopi yang lain dari biasanya, barista barista ditantang untuk mengikuti lomba AeroPress Championship dengan tema 'Kopi, Barista, Brewer dan Pertumbuhan yang Bernilai'.
Kegiatan ini sendiri dimaksudkan untuk perkembangan, pertumbuhan dan nilai tambah yang diberikan dari industri kopi kepada masyarakat dan perekonomian Nasional untuk dapat mensejahterakan masyarakat. Lomba ini akan digelar pada Minggu 12 Desember 2021 di Hotel Meotel Purwokerto.
"Kami ingin lebih memperkenalkan AeroPress, jadi AeroPress adalah pengembangan dari vietnam drip, dan ini memang jarang sekali dipunyai oleh barista barista dan warung warung kopi. Karena rata rata kan mereka manual brew, dan kita nanti lebih ke Aeropress-nya," kata General Manager Hotel Moetel Purwokerto, Andre Harso Binawan saat dihubungi iNews Purwokerto, Jumat (26/11/2021).
Berbeda dengan rangkaian lomba dalam Coffee Events seperti Beetle V60 atau latte art competition yang serius nan prestisius, lomba seduh AeroPress memang pada hakikatnya dibuat untuk bersenang-senang, dimana pada lomba AeroPress murni menilai cita rasa kopinya. Selain itu, AeroPress Championship juga dikenal sebagai salah satu lomba dengan tingkatan tertinggi dalam mengenal cita rasa kopi itu sendiri.
"Untuk lomba barista, bisa dibilang yang sudah biasa itu beetle v60 sama latte art competition, nah untuk AeroPress ini kan levelnya paling tinggi. Jadi ini merupakan kompetisi untuk barista barista yang mereka ingin belajar dan ingin tahu AeroPress itu apa, lebih detail," ujarnya.
Menurut dia tidak banyak barista yang memiliki kemampuan mengetahui tingkatan teknik AeroPress. Sehingga rata-rata peserta yang telah mendaftar untuk mengikuti lomba AeroPress Championship merupakan peserta yang profesional dan memahami tingkatan teknik AeroPress.
"Yang memiliki kemampuan seperti ini sangat jarang, makanya peserta kami kebanyakan dari luar Purwokerto, ada dari Bandung, Jakarta, Jogja, Semarang, Solo," ucapnya.
Hingga saat ini, dari kapasitas 54 peserta, dia menjelaskan jika sudah sekitar 60 persen peserta mendaftar mengikuti lomba AeroPress Championship ini. "Yang sudah daftar sampai saat ini sudah 60 persen dari kapasitas 54 peserta," ucapnya.
Untuk kopi yang akan dijadikan sebagai bahan penyajian dalam teknik ini sendiri, pihaknya akan menggunakan kopi dari daerah Salem, Brebes, Jawa Tengah. Dimana kopi - kopi yang ada lereng Gunung Slamet ini memang telah ada sejak jaman Belanda.
Selain itu, peserta nantinya akan ditantang untuk mengetahui cita rasa kopi dari lereng Gunung tertinggi di Jawa Tengah yang merupakan binaan dari Distanbun Provinsi Jawa Tengah.
"Kopi yang akan kita angkat adalah kopi produk binaannya Distanbun Provinsi Jawa Tengah. Itu kita angkat dan kita ambil dari kopi salem, karena mereka yang sudah berprestasi," jelasnya.
Sementara untuk para juri, lanjut dia akan sangat istimewa. Pasalnya para juri yang nantinya akan mengenali cita rasa kopi lereng Gunung Slamet ini merupakan juri-juri yang telah memiliki sertifikat dan kesemuanya adalah perempuan.
"Kemudian yang istimewanya lagi, nanti yang jadi jurinya adalah perempuan, ada 6 juri semuanya perempuan dan semua yang sudah tersertifikasi," ungkapnya.
Para pemenang dari lomba AeroPress Championship ini nantinya akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai dengan total Rp 4.5 juta. Jadi tunggu apalagi, jika kalian barista yang memiliki kemampuan menggunakan teknik AeroPress, segera daftar.
Editor : Arbi Anugrah