PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id- Matahari mulai meninggi di Banyumas bagian barat selatan. Pepohonan yang menjulang tinggi memberikan rasa damai dengan sesekali angin berembus menyapa. Menenangkan.
Di balik dahan dan daun, burung berkicau dengan merdu, membentuk irama alami yang khas. Saling bersahutan dengan irama gesekan dedaunan dan ranting.
Sekelompok orang berjalan menyusuri setapak di dusun Kalitanjung, mereka tampak sama namun ada sisi yang berbeda. Ada perasaan lain, dengan masyarakat adat Kalitanjung.
Sekilas, memang tidak ada yang berbeda, yang membedakan perspektif dalam melestarikan kebudayaan mereka yang masih terjaga.
Dilansir iNewsPurwokerto.id dalam buku Sosiologi Politik karya Yon Daryono, masyarakat adat Kalitanjung tetap berinteraksi dengan masyarakat luas yang sudah heterogen.
"Namun, soal keyakinan, mereka memiliki keyakinan bertuhan betul dan seringkali melakukan ritus seperti agama Islam, tapi juga masih melestarikan pesan-pesan leluhur mereka. Selain adat mereka juga memiliki religi soal keyakinan sendiri," kata Yon Daryono.
Selain itu, masyarakat adat Kalitanjung juga dibatasi ada catatan-catatan norma yang harus mereka taati. Seperti anak muda meskipun keturunan Kalitanjung belum bisa dideklarasikan sebagai penganut kalau belum berusia 60 tahun dan harus mengikut ritual khusus.
"Ada laku, janji dengan konsekuensi satu di antaranya saat sudah janji ke Sang Hyang Widhi, kalau melanggar harus siap mati saat itu juga kalau dilanggar. Ternyata masih ada komunitas adat yg masih melestarikan seperti ini," ujarnya.
Yon mengatakan, masyarakat adat Kalitanjung cenderung open minded, dan patuh sekali terhadap janji mereka, tidak sembarang orang bisa masuk ditasbihkan menjadi masyarakat adat Kalitanjung.
"Dalam keyakinannya, mereka tidak boleh memiliki hak yang bukan miliknya. Jadi ketika ada pelaku money politik ini menjadi satu pelanggaran bagi lakunya masyarakat adat Kalitanjung," kata dia.
Menurutnya, hal ini menjadi spesial, karena masyarakat sudah mendeklarasikan diri, ditasbihkan menjadi masyarakat adat sehingga harus jujur.
"Dan tidak berharap memiliki sesuatu yang bukan haknya. Mereka punya nilai-nilai leluhur yang sangat universal," katanya.
Editor : Alfiatin