get app
inews
Aa Read Next : Menikmati Tempe Mendoan untuk Takjil Buka Puasa Ramadhan, Ini Resep dan Cara Membuatnya

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Buka Konfercab NU Banyumas, Ini Pesannya

Minggu, 11 Desember 2022 | 14:54 WIB
header img
Rais Aam PBNU, Kiai Haji Miftachul Akhyar membuka secara resmi Konferensi Cabang (Konfercab) VII Nahdlatul Ulama Banyumas pada Minggu (11/12/2022). Foto: Ist

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Haji Miftachul Akhyar membuka secara resmi Konferensi Cabang (Konfercab) VII Nahdlatul Ulama Banyumas pada Minggu (11/12/2022). Penyelenggaraan Konfercab VII NU Banyumas ditandai dengan penabuhan bedug sebagai simbol dimulainya agenda lima tahunan yang digelar di Komplek Pondok Pesantren Mamba’ul Ushulil Hikmah Bakung, Linggasari, Kembaran, Banyumas. 

Dalam sambutannya, Kiai Miftachul Akhyar menyampaikan pesan akan pentingnya menjaga peradaban dunia. Kiai Miftach menggambarkan huruf dlad pada lambang NU yang menegasikan bahwa peran NU tidak hanya di tingkat ranting sampai pusat, bangsa dan negara, namun sampai pada penjagaan peradaban dunia.

Dikatakan, para muassis NU telah menggariskan bahwa peran NU tidak hanya ditingkat lokal namun bekontribusi pada dunia global. Sesuai pemaknaan huruf dlad yang melingkari bola dunia sebagai simbol kontribusi NU harus sampai mendunia. 

“Sejak pendirian NU para muassis telah menggariskan bahwa kontribusi NU harus sampai dataran global. Perhatikan huruf dlad yang melingkari bola dunia sebagai simbol kontribusi NU harus sampai mendunia,” kata Kiai Miftachul Akhyar dalam keterangannya.

Kiai Miftach menambahkan, di era disrupsi yang penuh perubahan harus diimbangi dengan tata krama atau “unggah ungguh” dalam persatuan. Proses kaderisasi organisasi di NU harus melahirkan militansi kader yang diimbangi dengan unggah ungguh atau tata krama. 

Menurutnya, militansi organisasi tanpa unggah ungguh akan melahirkan kerusakan moral. Sehingga proses kaderisasi melalui Madrasah Kader NU (MKNU) harus diberikan secara seimbang antara melatih militansi dengan unggah ungguh kader.

“Perlu keseimbangan antara militansi kader dengan unggah ungguh. Militansi organisasi tanpa unggah ungguh akan melahirkan kerusakan moral kader,” terangnya.

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut