get app
inews
Aa Read Next : Mengetahui Awal Mula Tradisi Nyekar dan Ziarah Kubur Jelang Puasa Ramadhan

Ada Tradisi di Pulau Sumba yang Simpan Jasad Bertahun-tahun, Begini Prosesinya

Sabtu, 07 Januari 2023 | 10:15 WIB
header img
Warga Pulau Sumna mempunyai tradisi unik pemakaman dengan menyimpan jasad hingga bertahun-tahun. (Foto: Kemendikbud)

SUMBA, iNewsPurwokerto.id - Setiap suku atau daerah di Indonesia memiliki kekhasan budaya. Salah satunya adalah warga Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka mempunyai tradisi unik pemakaman dengan menyimpan jasad hingga bertahun-tahun. 

Tradisi tersebut masih dipegang teguh oleh warga yang menganut Marapu. Marapu merupakan agama asli yang diamut oleh warga di Pulau Sumba. Sehingga masrayakat Sumba golongan ini memeluk kepercataan memuja nenek moyang dan leluhurnya. 

Dari jurnal karya Yuliana Lu dengan judul 'Tradisi Pemakaman dalam Masyarakat Sumba Timur sebagai Pendekatan Kontekstual’ menyebutkan jika orang yang sudah meninggal tetapi mayatnya belum dimakamkan, maka rohnya masih berada di rumah duka. 

Selama jenazah ini belum dikebumikan, maka pemilik rumah atau kelurganya setiap pagi dan petang harus memberikan doa pelepasan ke Parai Marapu. Perlengkapan doa berupa nasi sajian. 

Setiap kalangan dalam menjalankan tradisi ini berbeda-beda sesuai dengan golongannya.  

Kalau orang yang meninggal merupakan raja tau bangsawan, jasad akan disimpan dalam peti bertahun-tahun (kabangu). Selama itu pun deretan upacara terus dilakukan mulai dari memotong hewan kuda atau kerbau. Tetapidaging hewan itu tidak boleh diambil atau dimakan. 

Sejumlah kepercayaan menyebutkan daging itu milik roh yang meninggal tersebut untuk menuju ke alam baka. 

Selain itu, ada juha jasad yang di letakkan di kamar khusus. Jenazah itu akan didudukan dan ikat dengan bungkus berberapa lapis kain. Selanjutnya jasadnya akan ditaruh ke rumah adat. 

Kalau orang yang meninggal dari kalangan biasa yang melayani raja, hewan yang disembelih biasanya tidak banyak. Bahkan jika tidak ada pun tak dipermasalahkan.  Paling hanya empat maksimal luma ekor.

Penguburannya pun tidak terlalu lama, hanya kisaran empat sampai lima hari saja. Biasanya, upacara pemakaman lebih ramai jika dibandingkan dengan tradisi lainnya. 

 

Editor : Elde Joyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut