JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan program Praktisi Mengajar untuk angkatan kedua di awal tahun 2023. Program ini akan memberi peluang bagi praktisi yang ahli di berbagai bidang untuk terlibat dalam proses pembelajaran di kampus melalui kolaborasi dengan dosen pengampu mata kuliah.
Direktur Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Kemendikbudristek, Mohammad Sofwan Effendi, mengatakan jika pihaknya mengapresiasi program Praktisi Mengajar sebagai wujud kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi) yang dapat menghadirkan pembelajaran yang berkualitas bagi mahasiswa.
“Kolaborasi ini bisa saling mengisi di dunia masing-masing. Kehadiran para praktisi dan akademisi harus mampu menciptakan perencanaan pembelajaran yang mengedepankan aspek kualitas dan aspek kompetensi bagi lulusan. Di sini pentingnya kolaborasi ini agar dapat saling memberi, saling memanfaatkan di dunia masing-masing,” kata Mohammad Sofwan Effendi dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (14/2/2023).
Hal tersebut disampaikan saat Grand Launching Program Praktisi Mengajar Angkatan 2, di Jakarta, Senin (13/2) kemarin. Acara ini diikuti lebih dari dua ribu peserta dari kalangan asosiasi profesi, dunia industri, dan praktisi seluruh Indonesia.
Di angkatan kedua ini, Program Praktisi Mengajar membuka peluang bagi lebih banyak kolaborasi antara dosen dengan praktisi di berbagai bidang. Direktur Sofwan berharap lebih banyak praktisi, dosen, dan perguruan tinggi yang terlibat dalam Praktisi Mengajar Angkatan 2.
“Saya berharap program ini lebih sukses dibanding tahun sebelumnya dengan penambahan perguruan tinggi yang terlibat, penambahan dosen dan praktisi hebat yang terlibat sehingga mampu menghadapi tantangan global di masa depan,” ujarnya.
Pendaftaran Praktisi Mengajar Angkatan 2 bagi perguruan tinggi, koordinator perguruan tinggi, koordinator dosen, dan praktisi akan dibuka pada tanggal 19 Februari mendatang. Keterlibatan praktisi di dalam ruang-ruang perkuliahan diharapkan menjadi sesuatu yang makin banyak ditemui di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Besarnya manfaat program ini mendorong Kepala Program Praktisi Mengajar dan Wirausaha Merdeka, Gamaliel Waney, untuk menyampaikan imbauan kepada para praktisi agar dapat terus berkontribusi membagikan ilmu dan pengalamannya kepada mahasiswa.
“Kami mengundang sebanyak-banyaknya praktisi dari semua bidang untuk ikut bergabung dan ikut membantu membentuk masa depan yang lebih baik bagi para generasi muda penerus bangsa,” tuturnya.
Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono menambahkan, sejak diluncurkan pada tahun 2022 lalu, program ini telah mendapat animo yang tinggi dari para praktisi. Penyelenggaraan program Praktisi Mengajar tahun 2022 telah menghasilkan kurang lebih 12 ribu kolaborasi yang melibatkan ribuan praktisi di lebih dari 800 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
“Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak sekali profesional muda maupun senior yang tertarik untuk terjun ke dunia pendidikan. Mereka mungkin sudah cukup lama meninggalkan bangku perguruan tinggi dan telah berkiprah di berbagai tempat, tetapi ketika program ini diluncurkan mereka tidak ragu untuk kembali ke kampus,” tutur Gugup Kismono.
Praktisi Mengajar merupakan salah satu program unggulan dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja dan dunia industri. Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan para dosen dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas, untuk memperkaya wawasan para mahasiswa melalui pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Gugup Kismono menerangkan bahwa dunia pendidikan dengan Dudi saling membutuhkan satu sama lain. Perusahaan memerlukan talenta-talenta terbaik, riset-riset unggulan, serta dukungan dalam berbagai bentuk dari perguruan tinggi. Di sisi yang lain, dunia pendidikan juga memerlukan keberadaan perusahaan untuk menyerap para lulusan mereka.
“Karena memiliki perhatian dan kepentingan yang saling terkait, perguruan tinggi dan perusahaan atau industri tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada komunikasi yang intensif, keterlibatan yang aktif, dan kolaborasi yang produktif di antara keduanya baik di tingkat institusi maupun di level personal, yaitu melibatkan para praktisi ahli dan dosen,” paparnya.
Keterlibatan dalam program Praktisi Mengajar menurutnya memberi berbagai manfaat bagi para praktisi.
“Kesempatan untuk bertukar pikiran dengan para dosen andal dengan kepakaran yang mendalam serta interaksi dengan anak muda yang kreatif dan penuh dengan ide-ide segar bisa memperkaya wawasan para praktisi, yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi karier profesionalnya,” pungkas Gugup .
Editor : Arbi Anugrah