PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Pengelolaan sampah di Banyumas disebut salah satu yang terbaik di Indonesia. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah mengajak Bupati Banyumas Achmad Husein ke Konferensi Perubahan Iklim di Mesir pada November 2022 lalu dan forum PBB di Bangkok, Thailand.
Dalam paparannya, Bupati Banyumas mengatakan pihaknya mengelola sampah dari hulu sampai hilir dengan melibatkan kelompok swadaya masyaralat (KSM). “Yang tidak kalah penting adalah offtaker atau pembeli dari hasil sampah. Kami memiliki program Sumpah Beruang atau sulap sampah berubah jadi uang,”katanya dalam Talk Show Menuju Zero Waste, Zero Emission Indonesia di Auditorium Prof Rubijanto Misman, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah pada Rabu (15/2/2023).
Misalnya saja, sampah organik yang kemudian menjadi pakan magot. Magot kemudian dapat dijual. Kotoran magot jadi pupuk namanya kasgot. Kemudian ada juga sampah anorganik yang jadi RDF. RDF merupakan bahan bakar semen. Kami menjualnya ke Solusi Bangun Indonesia (SBI) di Cilacap.
Dalam kesempatan itu, Bupati meminta bantuan kepada Pertamina untuk memberikan bantuan kepada KSM-KSM yang ada di Banyumas. “Saya berterima kasih kepada Pertamina, karena sudah membantu satu KSM. Tetapi di Banyumas ada 29 KSM. Ini saya penyambung lidah KSM lain,”ujarnya.
Di tempat yang sama Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan pihaknya telah membantu salah satu KSM Sumber Rejeki di Sumpiuh Banyumas sejak tahun 2020 dan program masih berlangsung sampai sekarang.
“Pertamina terus memberikan dukungan kepada pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat, salah satunya adalah pengelolaan sampah. Di KSM setempat, anggotanya ada 29 orang. Pendapatan yang diperoleh berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,3 juta per bulan setelah menangani sampah. Kami memberikan dukungan dalam bentuk peralatan dan peningkatan skill,”jelasnya.
Terkait dengan permintaan Bupati, Pertamina tentu akan mendukung. Namun, nanti akan disesuaikan alokasi anggaran TJSL atau CSR yang ada.
Sementara Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati menyatakan bahwa Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang terbaik dalam mengelola sampah.
“Awalnya karena terpaksa. Sebab, ada dua tempat pembuangan akhir (TPA) yang ditolak warga. Akhirnya Pak Bupati mencari solusi. Kini hampir seluruh sampah sudah tertangani. Hanya 9% sampah yang masuk ke TPA,”katanya.
Menurutnya, cerita dari Banyumas sudah dibawa ke daerah lain, bahkan forum PBB di luar negeri. “Kami telah membawa Pak Bupati ke Mesir pada November 2022 lalu saat Konferensi Perubahan Iklim. Juga ada forum PBB di Bangkok, Thailand. Sehingga PBB juga dapat belajar dari Banyumas,”jelas dia.
Dikatakan oleh Dirjen, Banyumas merupakan daerah yang luar biasa dengan caranya sendiri dan keterampilan lokal. “Ini pantas dibanggakan, karena Banyumas memiliki cara sendiri dan keterampilan lokal. Basisnya juga masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM),”ungkapnya.
Praktik di Banyumas, lanjutnya, dapat direplikasi sampai tingkat ibukota kecamatan (IKK). Ini juga sejalan dengan perintah Presiden mengenai upaya pengurangan sampah. LHK juga sudah membuat rantau nilai pengelolaan sampah. “Offtaker (pembeli). Kalau tidak ada pembeli hasil sampah, tentu akan sia-sia. Karena itulah, kami juga mendorong industrialisasi pengolahan sampah. Nantinya, sampah menjadi bahan baku industri tersebut dan bakal dikembangkan di berbagai tempat,”ujar Dirjen.
Ia mendorong peran serta BUMN untuk ikut serta dalam membantu pengelolaan sampah. “Tadi, Pertamina ternyata juga ikut serta melakukan pendampingan dalam pengelolaan sampah di Banyumas. Di Indramayu, Pertamina juga ikut serta mengelola sampah bersama masyarakat. Saya kira Pertamina memiliki program tanggung jawab TJSL,”tegasnya.
Editor : EldeJoyosemito