get app
inews
Aa Text
Read Next : Angkat Lakon Resolusi Jihad, Wayang Santri Semarakkan Peringatan HSN di Cilacap

Gus Yahya Inginkan NU Jadi Penyanggah Keutuhan Bangsa, Bukan Bertempur Melawan Kelompok Lain

Kamis, 30 Desember 2021 | 14:42 WIB
header img
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Foto: MNC)

JAKARTA,iNews.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNUKH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, pihaknya ingin memposisikan NU sungguh-sungguh sebagai penyangga keutuhan bangsa. 

"Bukan hanya ikut-ikutan bertempur melawan kelompok lain, tapi kita ingin supaya NU ini menjadi jembatan terhadap hal yang terhambat komunikasinya, itu posisi NU," katanya saat ditemui MNC Portal Indonesia di Kantor PBNU Jakarta, Kamis (30/12/2021). 

Tegasnya, kata dia, NU telah mengambil jarak dengan politik praktis. Hal itu merupakan keputusan dalam Muktamar ke-26 NU Tahun 1979 di Semarang, Muktamar ke-27 Tahun 1984 di Situbondo, lalu disempurnakan dalam Muktamar ke-28 NU Yahun 1989 di Yogyakarta. 

"Kita harus mengacu lagi ke sana karena yang menjadi keputusan-keputusan Muktamar itu menurut posisinya dari NU di tengah pergulatan kebangsaan," kata Gus Yahya saat ditemui MNC Portal Indonesia di Kantor PBNU Jakarta, Kamis (30/12/2021). 

Gus Yahya menjelaskan, NU pernah menjadi partai politik pada 1945 hingga 1971. Namun sekarang NU kembali menjadi perkumpulan yang mengambil jarak dari politik praktis dan tidak menjadi pihak dalam kompetisi perpolitikan di Indonesia. 

Selain itu, NU juga memiliki concern yang sangat dalam terhadap tren meningkatnya eksploitasi identitas, baik etnik maupun agama, sebagai bahan politik. 

Menurutnya, hal ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan perpecahan, serta polarisasi di tengah masyarakat. Sebagai Ketum baru PBNU, ia ingin melakukan upaya untuk menyembuhkan luka-luka polarisasi yang sudah telanjur terjadi serta bersungguh-sungguh mengampanyekan berhenti melakukan politik identitas. 

"Kita juga harus bersungguh-sungguh mengampanyekan. Kita ajak semua stakeholder dan masyarakat mari berhenti melakukan strategi politik identitas," katanya.
 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut