NEW DELHI,iNews.id - Tentara India dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sudah berhadap-hadapan dan hanya dibatasi aliran sungai kecil di Arunachal Pradesh, yang terletak di ujung paling timur perbatasan kedua negara.
Video tersebut tampaknya diambil di dekat Bum La Pass, wilayah yang menjadi salah satu pertempuran paling sengit antara kedua negara selama perang perbatasan tahun 1962.
“Kami percaya dalam mempertahankan status (quo). Anda juga mempertahankan hal yang sama. Mengerti?" seorang tentara India terdengar memberi tahu rekannya dari China dalam video itu. “Ya, ya…saya mengerti,” jawab tentara China itu.
“Komandan Anda mengatakan bahwa kita bisa sampai di sini ke Bum La. Dan Anda juga bisa sampai di sini. Tidak masalah,” tentara China itu juga memberi tahu pihak India.
"Itu akan saya klarifikasi dari komandan saya," jawab tentara India itu seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (1/1/2022). Video tidak bertanggal itu muncul hanya beberapa hari setelah perselisihan meletus antara Beijing dan New Delhi atas keputusan Kementerian Urusan Sipil China untuk mengganti nama 15 tempat, termasuk delapan daerah pemukiman, empat gunung, dua sungai serta jalur gunung di Arunachal Pradesh.
Sementara negara bagian Arunachal Pradesh dikelola oleh India, diklaim oleh Beijing sebagai bagian dari wilayah 'Tibet Selatan'. Langkah Beijing untuk mengganti nama tempat-tempat di wilayah yang dikuasai India telah diprotes oleh New Delhi. “Arunachal Pradesh selalu, dan akan selalu menjadi bagian integral dari India,” juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi menyatakan pada 30 Desember lalu.
"Menetapkan nama yang ditemukan ke tempat-tempat di Arunachal Pradesh tidak mengubah fakta ini," tegas Bagchi.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri China membela keputusannya untuk menetapkan nama baru ke 15 lokasi di wilayah perbatasan. “Zangnan (bagian selatan Tibet China) terletak di Daerah Otonomi Tibet China. Itu telah menjadi wilayah China sejak zaman kuno.
Etnis minoritas China seperti Moinba dan kelompok etnis Tibet telah tinggal dan bekerja di daerah ini untuk waktu yang lama, dan banyak nama tempat telah diturunkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian saat konferensi pers pada 31 Desember, saat menanggapi komentar Bagchi.
“Untuk memperkuat administrasi standar nama tempat, departemen yang berwenang dari pemerintah China, sesuai dengan peraturan tentang administrasi nama geografis, telah mengumumkan gelombang kedua nama tempat standar di Zangnan untuk digunakan oleh publik, yang sepenuhnya berada dalam kedaulatan China,” tambah pejabat China itu.
Kedua negara saat ini juga terlibat dalam kebuntuan militer selama berbulan-bulan di wilayah Ladakh, yang terletak di ujung paling barat perbatasan China-India. Pertikaian perbatasan yang mematikan tetap belum terselesaikan meskipun beberapa putaran pembicaraan tingkat komandan militer dan beberapa putaran pertemuan antara menteri luar negeri kedua negara Asia itu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta