PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo (St) Boromeus Purbalingga merupakan salah satu sekolah yang menjunjung toleransi dan kebhinekaan. Sekolah bercorak Katholik di bawah Yayasan Santa Maria ini tetap menjunjung keberagaman antar umat beragama yang dianut para siswanya.
"Yang Islam 100 persen dengan ke-Islam-annya, yang Kristen 100 persen dengan ke-Kristenannya dan yang Katholik 100 persen dengan imannya," kata Kepala SMP St Boromeus Purbalingga, Yulius Sunaryanto kepada wartawan, Selasa (2/5/2023).
Yulius mengatakan, di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 ini, dirinya menegaskan jika SMP St Boromeus yang berada di Jalan Letjend S. Parman Purbalingga, tetap dijunjung tinggi berseragam, khususnya dalam hal Agama.
“Kami sangat mengedepankan Pendidikan karakter termasuk saling menghargai dalam perbedaan agama,” ucapnya.
Salah satu wujud dari saling menghargai itu adalah diadakannya ibadah tiap hari Jumat. Di mana setiap siswa didampingi oleh guru yang se-iman untuk menguatkan keimanan mereka masing-masing sehingga nilai spiritual siswa SMP St Boromeus tetap kuat.
Diketahui, sekolah ini memiliki jumlah siswa yang beragama Kristen mencapai 60 persen, sedangkan Islam 10 persen dan Katholik 30 persen. “Kami tidak hanya homogen, misalnya siswa yang beragama Islam akan didampingi guru (yang beragama) Islam juga, yang Kristen dan Katholik juga sama,” ujarnya.
Jumlah siswa di SMP St Boromeus sendiri sekitar 108 siswa. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 96 siswa. Yulius mengakui jika jumlah siswa sekolah itu tidak sebanyak pada masa jayanya di tahun 90-an, hal ini disebabkan beberapa hal, sehingga mereka harus terus berinovasi agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
“Alhamdulillah di tahun ini jumlahnya meningkat. Ya kami harus terus mensosialisasikan keberadaan kami sebagai sekolah yang mampu bersaing bahkan unggul,” ujarnya.
Dirinya meyakinkan SMP St Boromeus dalam hal akademik tidak kalah dari sekolah lain. Bahkan ketika masih memakai sistem Ujian Nasional (UN), sekolahnya dapat menembus prestasi lima besar untuk tingkat SMP di Kabupaten Purbalingga. Prestasi non akademik seperti olahraga, drum band dan lainnya juga mampu menunjukan tajinya.
“Kami sekolah yang sudah lama berdiri dan sudah menorehkan banyak prestasi. Baik akademik dan non akademik kami sudah bisa membuktikan kami bisa berprestasi,” jelasnya.
Sekolah yang masuk dalam cagar budaya ini, sedang menyelenggarakan ujian bagi siswa kelas IX. Karena prestasinya yang tidak bisa dipandang sebelah mata, Yulius yakin alumnus akan dengan cepat berprestasi di jenjang Pendidikan yang lebih tinggi.
Editor : Arbi Anugrah