JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kejahatan Digital atau cybercriminal dengan target pemilik bisnis atau perusahaan terus mengalami peningkatan. Salah satu metode yang sering digunakan pelaku kejahatan digital ini adalah dengan phishing business email compromise (BEC).
Hacker atau penjahat siber yang menggunakan modus BEC sendiri, biasanya tidak bergantung pada eksploitasi kerentanan pada perangkat yang tidak ditambal. Akan tetapi, para penjahat siber ini sebaliknya akan mencoba menipu orang melalui pesan sehari-hari, seperti email, SMS ataupun media sosial.
Pesan sehari-hari itu digunakan untuk meyakinkan korbannya agar memberikan informasi keuangan, atau mengirim uang ke rekening penipuan. Modus yang sering digunakan biasanya dalam berbagai bentuk panggilan telepon hingga menjangkau media sosial.
Dilansir Okezone dari laman gadgetsnow, setidaknya Microsoft telah menganalisis sekitar 43 triliun sinyal keamanan harian, dan berkonsultasi dengan 8.500 pakar keamanan untuk mengumpulkan data terkait aktivitas tindak kejahatan siber tersebut.
Dalam Periode April 2022 - April 2023, Microsoft Threat Intelligence setidaknya telah menemukan dan menyelidiki 35 juta percobaan BEC. Di mana rata-rata total percobaanya yakni 156.000 setiap hari.
Dengan rata-rata total tersebut, kejahatan digital BEC mengalami peningkatan 38 persen dari 2019 - 2022. Salah satu contohnya yakni Bullet ProftLink, atau penawaran layanan end-to-end untuk kampanye email berbahaya, termasuk template, hosting, dan otomatisasi untuk serangan BEC.
Editor : Arbi Anugrah