Persiapan Ken mengikuti pertandingan ini terbilang singkat. Pasalnya, mahasiswa Teknik Mesin Technische Universität (TU) München itu perlu menjalankan program praktikum di salah satu perusahaan plat merah di Indonesia selama dua bulan.
“Tadinya sempat ragu untuk ikut karena saya harus praktikum dan kembali ke Indonesia sehingga tidak ada waktu untuk latihan. Namun saya coba ikuti saja,“ ucap mahasiswa semester empat itu yang berhasil menyumbangkan poin sebesar 61,150 kepada timnya dan menjadi yang tertinggi di timnya.
Ken yang telah menggeluti cabang olahraga gimnastik sejak usia 10 tahun itu harus bertanding menggunakan alat lainnya lantaran rekan setim nya mengalamai cedera sebelum pertandingan dimulai.
“Sebelumnya saya hanya perlu bertanding menggunakan 3 alat saja. Tapi karena ada yang cedera sebelum pertandingan, saya pun harus bertanding menggunakan 4 alat, dan saya pun harus menggantikan dia,“ ujarnya.
“Dan pada hari H rekan tim saya juga ada yang cedera, terpaksa saya harus menggantikan dia,“ tambah pria asal Jakarta itu. Konsekuensinya, Ken harus menggunakan 5 alat selama bertanding. Meskipun kejadian itu tidak disangka oleh Ken, tetapi ia tetap menghadapinya dengan kepala dingin dan mencetak skor terbaik.
Pertandingan cabang olahraga gimnastik ini kerap dilakukan setiap tahun. Namun karena pandemi COVID-19, pertandingan ini sempat terhenti dua tahun dan kembali diadakan pada tahun 2022 di München.
Editor : Arbi Anugrah