get app
inews
Aa Text
Read Next : Serangan Fajar Adalah?

Begini Indahnya Agrowisata Gunungsari Kopeng Dikaji Tim Unsoed

Sabtu, 05 Agustus 2023 | 07:21 WIB
header img
Arena camping ground di Agrowisata Gunungsari Kopeng. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Tim Penelitian Fundamental Universitas Jenderal Soedirman (TPF Unsoed) sedang melakukan kajian di Agrowisata Gunungsari Kopeng, yang terletak di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi berbagai pihak, termasuk Slamet Buang sebagai pemilik Agrowisata Gunungsari Kopeng, Pemerintah Kabupaten Semarang, warga masyarakat setempat, serta pihak lain yang berkepentingan dalam pengembangan agrowisata ini.

Tim kajian terdiri dari tiga dosen dari Universitas Jenderal Soedirman, yaitu Dr. Adhi Iman Sulaiman SIP, M.Si, Dr. Dindy Darmawati Putri SP MP, dan Dr. Masrukin M.Si.

"Kami melakukan kajian dengan pendekatan Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis komunitas. Melalui riset ini, kami berusaha untuk mengkonstruksi keterlibatan masyarakat dalam pengembangan agrowisata," ujar Ketua TPF Unsoed, Dr. Adhi Iman Sulaiman.

Sebelumnya, selama tiga hari, dari Sabtu hingga Senin (29-31 Juli 2023), Adhi Iman dan 12 mahasiswa S1 serta S2 Unsoed melakukan observasi, penyebaran angket, dan wawancara kepada 40 responden, yang terdiri dari warga setempat, pedagang, wisatawan, dan pengelola Agrowisata Gunungsari.

Selain Agrowisata Gunungsari di Kopeng, TPF Unsoed juga melakukan kajian serupa di Agrowisata Kaligua, Brebes; Agrowisata Tambi di Wonosobo; Agrowisata Embung Cangkring di Kebumen; dan Agrowisata Pagilaran. Kajian ini dilaksanakan sejak bulan Juni hingga akhir Juli 2023.

Menurut Adhi Iman, pengembangan agrowisata yang ideal memerlukan kolaborasi dan sinergi antara stakeholder Pentahelix sebagai aktor pembangunan dalam strategi revitalisasi pengembangan agrowisata dengan menerapkan pemberdayaan masyarakat, melibatkan pemerintah desa dan daerah, swasta, akademisi, dan media. Pendekatan ini dikenal dengan istilah "Stakeholder Pentahelix," ujar Adhi Iman, yang juga merupakan dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed.

Adhi Iman menambahkan bahwa program pemberdayaan masyarakat harus didesain dan dilaksanakan secara partisipatif, melibatkan pelestarian lingkungan, seni budaya lokal, aspek sosial, ekonomi, dan kelembagaan masyarakat sebagai indikator Community Based Tourism (CBT).

Agrowisata Gunungsari Kopeng semakin populer dan setiap hari Minggu selalu dipadati pengunjung. Destinasi wisata milik Slamet Buang (60) ini memiliki areal seluas kurang lebih 3 hektar dan dibangun pada pertengahan tahun 2017.

Terletak di ketinggian sekitar 1500 meter di atas permukaan laut, Agrowisata ini menawarkan suasana sejuk dengan suhu rata-rata 18 derajat Celsius. Saat ini, tiket masuk ke agrowisata ini dibanderol seharga Rp 25 ribu per orang. Menurut Slamet Buang, pada hari Minggu, rata-rata jumlah pengunjung berkisar 500 orang.

Agrowisata yang berada di kaki Gunung Merbabu ini menawarkan panorama alam yang menawan serta menjadi destinasi wisata edukasi berbasis pertanian dengan fasilitas petik-makan jambu gratis di lokasi.

Pada cuaca cerah, pengunjung dapat menikmati pemandangan Gunung Telomoyo, Gunung Andong, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. Di lokasi ini, tersedia spot foto dengan arsitektur dari bahan bambu, restoran yang menyajikan kuliner tradisional, taman bunga, amfiteater terbuka, camping ground, dan penginapan.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut