get app
inews
Aa Text
Read Next : Baznas Banyumas Salurkan Bantuan Rp300 Juta Lebih untuk Warga, Pesantren, dan Rumah Layak Huni

Kisah Aipda Agus Miswanto yang Dirikan Ponpes untuk Bangun Generasi Religius

Selasa, 08 Agustus 2023 | 17:55 WIB
header img
Aipda Agus Miswanto mendirikan pondok pesantren untuk membangun generasi religius. (Foto: Istimewa)

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id-Ketika sore hari tiba, Aipda Agus Miswanto mulai berkemas, setelah seharian dia bekerja Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Polres Purbalingga. Tugasnya antara lain mengurus berkas pengurusan pensiun, pembinaan kerohanian dan mental serta mediasi permasalah rumah tangga para anggota Polres Purbalingga.

Dengan sepeda motor yang setia menemani, ia pun pulang ke kediaman di Desa Brobot, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Sekitar 10 menit, ia sampai tujuan. Ternyata di musala depan rumahnya sudah menanti beberapa anak dan orang tua. Mereka menunggu Agus untuk salat Ashar berjamaah. Masih berseragam polisi, Agus datang ke musala sembari mengenakan peci. Setelah mengambil wudlu, dia lalu menjadi imam. 

Usai salat, dia mulai mengajari anak-anak di situ membaca huruf hijaiyah dan hafalan surat pendek serta doa sehari-hari. Setelah anak-anak selesai giliran ibu-ibu di sekitar rumahnya yang belajar mengaji hingga menjelang Maghrib. Metodenya sama, menggunakan Yanbua, salah satu metode membaca huruf hijaiyah.

"Keseharian saya saat ini, setelah pulang dari bertugas di Polres Purbalingga, di rumah mengajar ngaji," katanya, Senin, 7 Agustus 2023.

Aipda Agus Miswanto menjadi anggota Polri pada tahun 2003. Pria kelahiran Purbalingga, 30 Agustus 1984 ini menikah dengan Rahayu Murfisari yang berprofesi sebagai bidan. Agus saat ini menjabat sebagai PS Kepala Urusan Watpers Bagian SDM Polres Purbalingga.

Selain sebagai anggota Polri, Aipda Agus Miswanto merupakan guru ngaji. Dia pengasuh Pondok Pesantren Daruttaqwa yang berada di kompleks rumahnya. Baginya, mengajarkan ilmu agama adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa, negara, agama dan gurunya. Menurutnya, dia mendapat ilmu dari para guru harus diajarkan sehingga ilmu itu bermanfaat bagi umat.

Agus memeroleh ilmu agama belajar dari beberapa ulama. Antara lain almarhum KH Arifin Ilham di Gunung Sindur, KH Umar Kedungparuk Purwokerto, Kiai Khotibul Umam Sirandu dan Kyai Ibrahim Kalimanah Purbalingga.

Keinginannya mengajar ngaji pada 2016 silam di mana di lingkungan sekitarnya tidak ada kegiatan mengaji dan keagaman rutin. Musala sekitar juga sepi dari kegiatan mengaji. Dengan bekal ilmu agama yang dimiliki, Agus lalu membuka majelis baca Alquran di musala itu. Dia ingin agar anak-anak khususnya di lingkungan menjadi anak yang salih dan salihah. Awalnya jamaah sedikit, paling banyak 10 orang. Namun dia tetap istikomah mengajari anak-anak dan orang tua membaca tulis Alquran.

Jumlah jamaah semakin banyak dan musala tempatnya mengajar kurang cukup menampung jamaah. Pada 2022 orang tuanya mewakafkan tanah dan dibangunlah masjid kecil di sebelah rumahnya. Di situlah dia melanjutkan mengajar ilmu agama. Pada tahun itu juga, dengan keyainan niat beribadah kepada Allah, dia membuat yayasan dan mendirikan Pondok Pesantren Daruttaqwa. Di sebelah musala juga sudah ada rumah yang dibuat sejumlah kamar untuk santri mukim.

"Sebagian santri dari lingkungan sekitar. Tapi juga ada dari desa lain dan mukim di sini," katanya.

Dalam mengajar mengaji, yang tadinya ia lakukan sendiri, sekarang sudah dibantu oleh tiga ustadzah dan seorang hafidz. Kegiatan pesantren yakni ngaji baca tulis Alquran untuk anak-anak setiap hari. Untuk ibu-ibu setiap Senin, Kamis dan Sabtu. Sedangkan untuk bapak-bapak setiap malam Jumat selepas Isya.

Dari sebagian santri, ada beberapa yang yatim piatu dan difabel. Menurutnya, mereka yang punya kekurangan harus disemangati. Mereka harus mendapatkan bekal agama dan baca Alquran. Tidak hanya itu, yayasan juga menyekolahkan gratis untuk santri dari yatim piatu.

"Harus bisa membagi waktu dengan baik. Tugas menjadi polisi dan ngajar ngaji sama-sama penting. Sama-sama mengabdi dan ibadah, untuk bangsa, negara dan agama," katanya.

Adapun visi misi Pondok Pesantren Daruttaqwa yaitu membentuk generasi yang Qurani, siap menghadapi tantangan zaman dengan cinta bangsa dan negara dan berakhlaqul karimah. Sebab, di era globalisasi saat ini, setiap orang sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif terutama melalui media sosial. Karena itu anak-anak harus dibekali dan dibentengi dengan ilmu agama dan rasa nasionalisme. Dengan mengaji, mereka bisa mengurangi interaksi dengan gawai yang kurang bermanfaat. Mereka juga diajarkan akhlak dan berbakti kepada orang tua sehingga setinggi apapun ilmu mereka kelak, akan lebih bermanfaat dan berkah. 

Kegiatan lain di pesantren asuhan Aipda Agus Miswanto ada bakti sosial seperti pengobatan ala Rosululloh bekam setiap Minggu Pon, wirausaha warung santri yang mana manajemennya dikelola dari, oleh dan untuk santri, juga ziarah ke makam pahlawan dan ulama menanamkan rasa cinta terhadap pejuang dan Tanah Air.

Salah satu warga, Komarudin sangat bersyukur atas adanya "Taman Surga" di dekat rumahnya. Karena kegiatan keagamaan di lingkungan saat ini semakin kuat. Dia hampir tidak pernah absen mengikuti majelis ngaji bersama warga lain. Selain bertambahnya iman dan takwa, hal ini juga berimbas positif bagi peningkatan rasa kebersamaan dan guyub rukun antarwarga.

"Sangat bersyukur, dengan kegiatan yang dilakukan oleh Mas Agus ini. Dulunya yang sini jarang ada kegiatan ngaji, sekarang setiap sore selalu ramai ngaji," katanya.

Warga lain, Hartinah dan Puji Budhiarti juga bersyukur karena di usianya yang sudah senja, dia masih bisa belajar membaca Alquran di majelis Pondok Pesantren Daruttaqwa. Mereka mengaku dulu tidak belajar membaca huruf hijaiyah dengan baik. Kini, walau terbata-bata, keduanya sangat antusias untuk mengaji.

"Belajar baca Alqurannya telat, masih nggrandet-nggrandet. Tapi tetap semangat ngaji bersama Mas Agus. Sekarang sudah tua, paling sekarang tinggal ibadah, semoga belajar membaca Alquran ini mendapatkan pahala. Yang mengajarkan juga mendapatkan pahala dari Allah," katanya.

Saat ini dia berharap, ke depan pondok pesantren yang tengah ia rintis bisa semakin baik, maju, berkembang dan berkah. Karena itu dia meminta doa restu dari seluruh masyarakat, Kapolri, Kapolda, Kapolres dan seluruh insan Polri di Indonesia agar dia bisa istikomah menjalani perannya sebagai anggota Polri sekaligus pengasuh pondok pesantren.

Apa yang dilakukannya bukan untuk mencari simpati dan apresiasi dari orang lain. Namun semata-mata karena mengharap restu dari para guru yang telah memberinya ilmu agar ilmu itu bermanfaat bagi orang lain serta rida dari Allah sebagai ladang ibadah. Selain itu, apa yang dilakukannya merupakan panggilan hati sesuai dengan harapan Kapolri bahwa anggota Polri sebagai contoh yang baik di masyarakat. 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut