get app
inews
Aa Text
Read Next : Panwascam Cilongok Bertindak Cepat Terkait Dugaan Pelanggaran di Masa Tenang

Para Wanita Langgongsari Sukses Budi Daya Madu Klanceng, Begini Kisahnya

Selasa, 29 Agustus 2023 | 16:45 WIB
header img
Para wanita di Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Banyumas kini memiliki kesibukan sebagai pembudidaya lebah klanceng. (Foto: iNewsPurwokerto)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Para wanita di Desa Langgongsari, Kecamatan Cilongok, Banyumas kini memiliki kesibukan sebagai pembudidaya lebah klanceng. Itu dilakukan setelah Tim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dari Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan pendampingan kepada warga setempat. 

Tim Unsoed mengembangkan usaha budidaya lebah madu klanceng untuk mendukung pemberdayaan perempuan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat.

Ketua Tim Peneliti Prof Imam Widhiono mengatakan pemberdayaan merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Biologi Unsoed dan PNM yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan.

"Kami berkolaborasi dengan PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) karena mereka memiliki warga binaan, yaitu anggota Mekaar," ujarnya saat panen perdana madu klanceng di Desa Langgongsari, Banyumas, pada hari Selasa (29/8/2023).

Karena PNM Mekaar memiliki kelompok binaan, dan akhirnya diputuskan untuk membentuk klaster budidaya lebah, yang kemudian diikuti dengan pemilihan lokasi.

Prof Imam menyatakan bahwa mereka hanya akan mengembangkan budidaya lebah klanceng jika lokasinya memenuhi syarat.

"Sebenarnya ada dua desa, yaitu Langgongsari dan Pageraji. Di Pageraji untuk lebah klanceng jenis Tetragonula laeviceps, sementara di Langgongsari jenisnya adalah Tetragonula biroi,”katanya.

Menurutnya, kedua jenis lebah klanceng tersebut dipilih karena tidak memiliki sengat (stingless bee honey), sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di Langgongsari dan Pageraji untuk pemberdayaan perempuan.

Lebih lanjut, Prof Imam menjelaskan bahwa budidaya lebah klanceng dimulai sejak April 2023 dengan memberikan pelatihan, pendampingan, peningkatan jumlah tanaman, dan lain sebagainya.

“Setalah keterampilan sudah terbentuk, kami memasukkan lebah jenis biroi. Lebah biroi ini diperkenalkan sekitar bulan Juli,”ujarnya.

Meskipun sebenarnya panen madu klanceng diharapkan pada bulan September, sekitar tiga bulan setelah diperkenalkannya lebah biroi, hasil pemantauan mingguan menunjukkan bahwa madu sudah bisa dipanen pada akhir Agustus.

"Harapan kami, para ibu ini dapat memproduksi madu. Agar efektif, mungkin nanti akan ada lima koloni lebah untuk lima ibu di dusun yang sama,”kata dia.

Dengan demikian, madu klanceng yang dihasilkan nantinya dapat dijual untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu, pihaknya juga akan membantu dalam pengelolaan penjualan madu klanceng, mulai dari pengemasan dan sebagainya.

"Jika para ibu dapat menjualnya sendiri, itu sangat baik. Jika tidak, maka tugas kami di Fakultas Biologi adalah memasarkan, dan PNM juga akan ikut serta dalam pemasaran,”jelasnya.

Tentang produksi madu, dia memperkirakan satu koloni lebah klanceng dapat menghasilkan sekitar 150 mililiter madu yang dapat dijual seharga Rp150.000. Dengan demikian, jika ada 10 koloni, para ibu rumah tangga tersebut dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp1,5 juta per bulan.

"Ini adalah target utama kami. Kami juga melatih mereka untuk membelah koloni menjadi dua atau lebih, sehingga dapat dikembangkan oleh warga yang belum terlibat,”katanya.

Selain itu, dia menekankan bahwa mereka juga bertanggung jawab untuk terus melakukan penelitian terkait cara efektif memisahkan koloni dan aspek lainnya. 

Ketua Paguyuban Lebah Klanceng Desa Langgongsari, Siti Yuliana, menyatakan bahwa budidaya lebah klanceng sangatlah mudah.

"Kita hanya perlu menyediakan bunga dan mencari bibit bunga. Tidak rumit," tegasnya.

Dia menambahkan bahwa kotak koloni lebah klanceng cukup digantung di teras rumah dan diperiksa setiap sore untuk memastikan keberadaan lebah yang dibudidayakan.

Dia berharap budidaya lebah klanceng ini dapat membantu perekonomian keluarganya dan anggota paguyuban lainnya yang berjumlah 10 orang.

Kepala Desa Langgongsari, Muhammad Zaenurokhman, merasa bersyukur atas kegiatan budidaya lebah klanceng ini yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga, khususnya perempuan.

"Sebelum ada program ini, sebenarnya sudah ada yang membudidayakannya, tapi jenis klanceng yang biasa. Kebetulan ada Kelompok Mekaar, dan kemudian ada pelatihan dari PNM. Alhamdulillah, tidak hanya anggota yang sudah memiliki nasabah, yang bukan nasabah juga dilatih," jelasnya.

Setelah panen, ada kabar baik lagi dari BenihBaik.com. Karena Andy F Noya yang ikut hadir saat panen madu, berjanji bakal membantu untuk menambah jumlah koloni lebah klanceng yang dibudidayakan.
 

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut