get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadwal Kereta Api Baturraden Ekspres dari Stasiun Purwokerto Berubah Mulai 1 Juli 2024

Viral, Pasien Meninggal Dalam Taksi Online Diduga Gegara RS di Kota Bandung Penuh

Sabtu, 10 Juli 2021 | 13:41 WIB
header img
Sopir taksi online Bani Eko tengah membawa pasien sakit keras. (Foto: tangkapan layar video di aplikasi TikTok yang diunggah akun @baniekop)

BANDUNG, iNews.id - Seorang pasien di Kota Bandung, meninggal dunia dalam perjalanan di sebuah taksi online lantaran tak mendapatkan tempat perawatan di rumah sakit diduga telah penuh. Peristiwa ini pun viral pada Jumat (9/7/2021) setelah dimuat dalam sebuah video singkat di aplikasi TikTok.

Dalam video TikTok dengan akun @baniekop itu, tampak pria dan wanita yang merupakan anak dan menantu membawa seorang ibu yang sedang sakit keras. Terlihat seorang pria duduk di depan, sedangkan pasien duduk lemas di kursi tengah ditemani seorang perempuan.

Di tengah video tampak tulisan yang menjelaskan peristiwa itu.

"Gojek Gocar Bandung dpt cs rujukan ke RS di tolak alasan penuh. kemudian muter2 jalan di ttup, dan akhirnya alloh memanggilnya, smg almarhum husnul khotimah. Amin," tulis si pengunggah video @biniekop. Bani Eko Putro, sopir taksi online yang mengantarkan pasien meninggal itu mengatakan, pasien tersebut dijemput dari satu klinik di Cijambe pada Kamis (8/7/2021). Mereka order dengan tujuan ke salah satu rumah sakit di Jalan AH Nasution. 

"(Saat itu) kondisi pasien memang sudah lemas, tapi masih senyum ke saya juga dan minta tolong dibawa ke sana (rumah sakit)," kata Bani Eko kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (10/7/2021).

Setelah sampai di rumah sakit itu, ujar Bani, pasien menunggu sekitar 30 menit lebih. Anak dari ibu yang sakit membawa surat rujukan dari klinik. Hasilnya ternyata dari rumah sakit sudah penuh sehingga pasien tidak bisa dirawat.

"Kemudian si customer (keluarga pasien) minta di-offlinin (pengantaran tanpa tarif online) minta diantar ke salah satu rumah sakit di Jalan Soekarno-Hatta," ujarnya.

Bani Eko kemudian mengantarkan pasien, anak dan menantunya itu meluncur ke Jalan Soekarno-Hatta. Setelah menunjukkan surat rujukan dari klinik, rumah sakit itu pun tak bisa menerima pasien karena sudah penuh.

"Kemudian, saya ngajak ke RSHS tapi (pelanggan) tidak, kurang mau. Dia via telepon menghubungi adiknya. Saya diminta membawa mereka ke RS Santosa. Maka kami pun pergi ke Santosa. Saya lewat Gatsu tapi di jalan memang sudah tidak bernyawa gitu," tutur Bani Eko. Jadi, kata Bani Eko, pasien meninggal dalam perjalanan di dalam mobil dan belum sempat mendapatkan penanganan medis. Saat dalam perjalanan, Bani melihat kondisi pasien dari spion tengah. Kondisi pasien sudah tertidur, lemas.

Tidak seperti saat dari Cijambe, Ujungberung, pasien masih bisa berkomunikasi, minta minum, dan mengobrol. Sejak dari rumah sakit di Jalan Soekarno-Hatta, pasien sudah tidur.

"Saya minta (ke anak pasien), pak coba bangunin. Ternyata dari situ baru ketahuan (meninggal). Kemudian saya menepi pas tepat di depan salah satu mal di Gatsu yang gede itu. nah di situ sudah tidak tertolong. Meninggalnya masih di dalam mobil, dalam perjalan dari rumah sakit di Jalan Soekarno-Hatta ke rumah sakit di Jalan Kebonjati, deket stasiun itu (RS Santosa)," ucap Bani. 

Bani Eko tak tahu pasti apakah benar rumah sakit tak menerima pasien karena penuh atau ada penyebab lain. "Pastinya saya kurang tahu yah. Karena yang turun kan anaknya. Cuman katanya, kalau anaknya ngobrol ke saya sih, teu tiasa pinuh (rumah sakit tidak bisa menerima pasien karena penuh)," ujarnya.

Ditanya sakit yang diderita pasien, Bani mengaku tidak tahu. "Saya gak sempet ngobrol. Jadi gak tau sakitnya apa. (setelah tahu pasien telah meninggal), saya langsung puter balik nganterin (pulang) ke rumahnya," tutur Bani.
 

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut