get app
inews
Aa Text
Read Next : 6.190 Personel Digeser untuk Pengamanan Pilkada Serentak 2024 di Banyumas

Pemulihan Mangrove tak Sekadar Penanaman Pohon, Ini Poin-poin Penting Lainnya

Rabu, 06 September 2023 | 07:09 WIB
header img
Pengalaman pemulihan mangrove, baik yang berhasil maupun tidak, perlu dikumpulkan, dituangkan dan disampaikan dalam bentuk masukan kepada pemerintah. (Foto: Freepik)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id- Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove (RPP Mangrove) yang disiapkan oleh Pemerintah telah dikonsultasikan secara publik dan sedang dilakukan pembahasan antarkementerian. 

Berdasarkan rancangan tersebut, tata cara kegiatan pemulihan ekosistem mangrove nantinya harus diatur melalui Peraturan Menteri. 

Ketua Indonesian Mangrove Society (IMS) Sahat M Panggabean menjelaskan bahwa berbagai pengalaman pemulihan mangrove, baik yang berhasil maupun tidak, perlu dikumpulkan, dituangkan dan disampaikan dalam bentuk masukan kepada pemerintah untuk menyempurnakan RPP Mangrove yang sedang disusun tersebut.

“IMS dibentuk dari keinginan para penggiat mangrove di Indonesia, yang terdiri dari para pakar dari instansi pemerintah, perguruan tinggi, organisasi non-pemerintah, serta masyarakat, berinisiatif untuk menyatukan pemikiran, kekuatan finansial dan pengetahuan yang dapat membantu pemerintah. Salah satunya melalui menjaring gagasan, mengkaji, dan memberi rekomendasi langkah yang tepat dalam pengelolaan dan pemulihan ekosistem mangrove di Indonesia,”jelasnya dalam keterangan tertulisnya. 

Dalam konteks kebijakan, praksis dan akademis, IMS memandang bahwa kegiatan pemulihan mangrove harus diterjemahkan lebih menyeluruh, yaitu tidak hanya dilakukan melalui kegiatan penanaman.

"Target berapa bibit mangrove yang telah ditanam dan kelulushidupan dari kegiatan penanaman mangrove bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan upaya pemulihan ekosistem mangrove. Sejalan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, dan semakin terbukanya informasi, indikator keberhasilan pemulihan pun kemudian mengalami tuntutan yang berbeda,“ ujar Yus Rusila Noor, Direktur Wetlands International Indonesia, dalam ‘Workshop Pemulihan Ekosistem Mangrove: Menanam atau tidak menanam?’ yang diselenggarakan di Bogor oleh IMS dan GMA Indonesia serta didukung oleh berbagai mitra strategis di Indonesia, beberapa waktu lalu.

Yus menjelaskan bahwa keberhasilan pemulihan mangrove selayaknya diukur dari terbentuknya wilayah mangrove yang berukuran cukup luas (satuan lanskap), dengan keragaman jenis serta nilai jasa yang dihantarkannya bagi manusia dan alam. Hal itu merupakan keunggulan ekosistem mangrove.

Dalam konteks ini, jasa lingkungan dari ekosistem mangrove terkait dengan penyimpanan karbon dan jasa lingkungan lain untuk keanekaragaman hayati menjadi indikator yang penting. Lebih dari itu, konsep pemulihan ekosistem mangrove berbasis masyarakat yang memberi manfaat sebesarbesarnya bagi masyarakat sekitar juga perlu diarusutamakan sebagai salah satu faktor dalam keberhasilan kegiatan pemulihan mangrove.

Benjamin Brown Ph.D., peneliti dari Charles Darwin University yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam kegiatan pemulihan mangrove di Indonesia, menjelaskan bahwa pengambil kebijakan dan pelaksana kegiatan perlu memahami prinsip dan tahapan dalam mendukung keberhasilan pemulihan mangrove. 

Prinsip dan tahapan tersebut meliputi pemahaman karakteristik ekologi spesies mangrove (autoekologi), pola hidrologi, faktor gangguan yang mencegah terjadinya regenerasi alami, dan desain program pemulihan. 

"Lebih dari pada itu, memahami faktor-faktor sosial, seperti isu kepemilikan lahan, pembiayaan dan kebijakan juga sangat penting dalam menentukan peluang sebuah proyek pemulihan mangrove, termasuk dalam menentukan apakah akan melakukan penanaman atau tidak. Sebelum menentukan untuk menanam, mengatasi faktor-faktor gangguan, baik dari aspek biofisik maupun sosial, yang menghambat terjadinya regenerasi alami perlu dilakukan", imbuh Benjamin.

Pendekatan ini muncul sebagai respons akan banyaknya upaya-upaya pemulihan mangrove yang hanya mengedepankan pendekatan penanaman bibit secara langsung serta sering mengalami kendala kelulushidupan yang rendah. 

Pada dasarnya, pendekatan ini mencoba menggali pendekatan yang lebih efektif dalam upaya pemulihan mangrove dengan menciptakan kondisi habitat yang sesuai agar mangrove dapat tumbuh secara alami. 

Ketika faktor pemungkin biofisik dan sosial-ekonomi telah terbentuk melalui pendekatan pemulihan secara ekologis (Ecological Mangrove Rehabilitation) maka alam akan melanjutkan pekerjaan selanjutnya. 

Saat kesesuaian spesies dan habitat tercapai secara optimal, maka pemulihan mangrove dengan jalan tersebut akan menghasilkan ekosistem yang lebih beragam, tumbuh lebih cepat dengan tingkat kelululushidupan yang lebih tinggi, dan menciptakan kembali sistem, fungsi, dan jasa ekosistem yang lebih resilien.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut