TEL AVIV, iNews.id - Keterangan seorang tentara Zionis memperkuat indikasi bahwa militer Israel menembaki warga sipilnya sendiri selama serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu, dengan klaim tindakan tersebut didasarkan pada "Protokol Hannibal".
Dalam laporan Channel 12 News Israel pada hari Minggu, seorang letnan dua dari unit tank Israel, yang diidentifikasi sebagai Michal, menceritakan pengalamannya dalam mengejar militan Hamas selama operasi 7 Oktober.
Menurutnya, tentara Zionis mendekati mereka dengan informasi bahwa teroris telah masuk ke kompleks Hulit.
Setelah memasuki kompleks, tentara tersebut mengarahkan mereka untuk menembak tanpa memberikan informasi apakah ada warga sipil Israel di area tersebut.
Seorang pilot angkatan bersenjata Israel juga menyatakan bahwa Protokol Hannibal diterapkan selama serangan tersebut.
Letnan Kolonel Nof Erez, dalam wawancara dengan harian Haaretz, menyoroti kemungkinan penggunaan arahan ini oleh pasukan Israel yang merespons serangan Hamas.
Sebuah laporan Haaretz mengungkapkan bahwa helikopter militer Israel menembaki orang bersenjata Palestina dan warga Israel yang menghadiri Festival Musik Nova di dekat Kibbutz Be'eri di pinggiran Gaza pada 7 Oktober.
Terkait dengan pemberitaan ini, Haaretz menghadapi ancaman dari seorang menteri Israel untuk menghentikan iklan dan langganan surat kabar tersebut oleh seluruh pegawai pemerintah dan militer.
Serangan besar oleh Hamas pada 7 Oktober menyebabkan reaksi keras dari pihak Israel, dengan korban mencapai ribuan.
Pemerintah Zionis menyatakan bahwa serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.
Israel kemudian mendeklarasikan perang dengan melancarkan serangan yang intensif ke Gaza, termasuk operasi darat, yang menyebabkan kematian hampir 15.000 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta