PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Para penggemar film horor Indonesia, disarankan untuk menonton film "Pemukiman Setan."
Film ini dibintangi oleh artis cantik Maudy Effrosina, yang beradu peran dengan Adinda Thomas, Ashira Zamita, Bhisma Mulia, Daffa Wardhana, dan sejumlah artis lainnya. Film ini menawarkan pengalaman yang sangat menegangkan dan menyeramkan.
Film ini, yang disutradarai oleh Charles Gozali, mengisahkan tentang empat individu yang menghadapi masalah ekonomi dan terpaksa terlibat dalam aksi pencurian di sebuah rumah.
Sayangnya, mereka harus berurusan dengan kehadiran seorang perempuan yang dipasung di dalam rumah tersebut, yakni Sukma yang diperankan oleh Adinda Thomas.
Sukma adalah korban kekejaman pemilik rumah, dan ternyata, roh mengerikan dari leluhurnya di kerajaan kuno telah merasuki Sukma. Ro tersebut merupakan hasil ilmu hitam dari seorang dukun bernama Mbah Sarap, yang penuh dendam kesumat.
Maudy Effrosina menyatakan bahwa selama proses syuting "Pemukiman Setan," meskipun tidak ada pengalaman mistis yang dialaminya, film tersebut cukup menguras tenaganya karena harus menghadapi cuaca di daerah Bogor, Jawa Barat.
"Seri-serem nggak ada, lebih banyak adegan yang menguras tenaga, cape di badan, capai di emosi peran yang kita mainkan. Tapi karena semuanya seperti keluarga, jadi capeknya hilang semua. Jadi, kalau ada waktu, kita pasti berkumpul bersama, makan bakso, jagung bakar, jagung rebus, jadi menyenangkan," jelasnya di Bioskop CGV Purwokerto pada Minggu (28/1/2024).
Daffa Wardhana, yang juga berada di lokasi yang sama, menyatakan bahwa tidak ada pengalaman mistis selama syuting. Namun, ia merasa seram ketika masuk ke ruangan prostetik film tersebut.
Co-Director Film "Pemukiman Setan," Imron Ayikkayu, mengungkapkan bahwa kendala utama dalam proses syuting adalah faktor cuaca, terutama di Bogor yang dikenal sebagai kota hujan.
"Paling kita nunggu hujan, baru kita syuting lagi. Cuacanya juga dingin," ujarnya.
Film ini menyampaikan pesan tentang persahabatan yang mampu menjadikan seorang sahabat seperti saudara, sementara saudara belum tentu memiliki hubungan seperti itu.
"Film ini fiksi, tetapi kita mengambil budaya keris, Jawa, ada mantra, tembang-tembang, kita mengambil budaya lokal di situ," tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito