get app
inews
Aa Read Next : Golkar Solid Dukung Syamsul-Ammy, Tak Terpengaruh Isu Perpecahan

Kisah Wakil Bupati Sadewo Selesaikan Benang Kusut Tanah, Kini Telah Jadi Puskesmas Baturraden II

Selasa, 22 Februari 2022 | 11:48 WIB
header img
Puskesmas Baturraden II yang kini telah berdiri megah

PURWOKERTO, iNews.id -Tanah itu terkatung-katung selama sekitar 28 tahun. Karena dalam sengketa, maka tanah tersebut sengaja dibiarkan saja. Padahal, letaknya sangat strategis, di pinggir jalan. Tepatnya di pertigaan pintu gerbang Mandala Wisata di Desa Karangtengah, Kecamatan Baturraden. 

Tanah yang awalnya merupakan proses tukar guling, tetapi ternyata menyisakan persoalan dengan desa dan masyarakat. Namun, kini areal seluas 1 ha itu sudah kokoh berdiri bangunan megah. Yakni Puskesmas Baturraden II yang telah resmi melayani masyarakat khususnya di 7 desa wilayah Kecamatan Baturraden.

Ada cerita menarik bagaimana mengurai benang ruwet kasus tanah akibat tukar guling tersebut. Adalah Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono yang mengurainya. “Setelah saya dilantik jadi Wabup pada 2018, saya ditugasi Pak Bupati untuk menyelesaikan tanah di Karangtengah, Baturraden karena telah terkatung-katung sejak 1991. Saya memulai mengurai permasalahan tahun 2019 atau 28 tahun setelah tanah itu terkatung-katung,”ungkap Sadewo pada Selasa (22/2/2022).

Awalnya, dia mengajak buka puasa bersama dengan warga dan desa yang terlibat dalam sengketa. Ada beberapa kali pertemuan. “Tentu saja, ketika pertama kali bertemu saling ngotot. Ya memang seperti itu. Namun, saya mengajak mereka untuk berdiskusi. Bagaimana juga “nguwongke” mereka. Tidak hanya itu, saya kemudian membawa konsep pembangunan Puskesmas Baturraden II yang akan berbeda dengan lainnya. Dengan kesabaran dan konsep yang jelas, alhamdulillah pendekatan ke masyarakat berhasil dan selesai,”katanya. 

Konsep yang berbeda dilakukan untuk mengakomodasi berbagai kepentingan. Misalnya, saja, tidak menggusur warga yang telah telanjur membuka usaha tanaman hias di depan Puskesmas. “Justru saya minta pembangunan Puskesmas mundur, supaya warga yang memiliki usaha tanaman hias tetap bisa jualan. Di sisi lain, ini juga menguntungkan Puskesmas, karena tidak perlu ada taman. Cukup minta supaya penjual tanaman hias merapikan tatanan tanamannya,”ujarnya.

Tak hanya itu, masih ada tanah kosong di sekitar Puskesmas. Nantinya dapat dimanfaatkan oleh desa apakah karang taruna atau yang lain. “Di tanah kosong tersebut dapat dijadikan sebagai pujasera. Pasarnya juga sudah ada. Misalnya keluarga pasien, pekerja Puskesmas, pembeli tanaman hias dan lainnya. Ada juga tanah kosong lain di dalam kompleks Puskesmas yang dapat dipakai untuk playground. Sehingga anak-anak bisa bermain juga. Jadi, bagaimana menciptakan Puskesmas yang hijau dan ramah pasien,”jelas Sadewo.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut