UKRAINA,iNews.id - 13 tentara Ukraina tewas setelah mendapat serangan udara dan laut karena mempertahankan sebuah pulau kecil, Pulau Ular, setelah dilaporkan menolak perintah pasukan Rusia untuk menyerah.
Dalam klip audio yang belum diverifikasi, penjaga perbatasan yang mempertahankan Pulau Zmiinyi di Laut Hitam diperintahkan untuk "meletakkan senjata Anda" atau "dibom".
"Kapal perang Rusia, pergilah ke neraka," jawab mereka.
Ukraina mengatakan mereka kemudian dibunuh oleh serangan udara dan laut. Rusia membantah laporan tersebut, dengan mengatakan mereka semua menyerah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menganugerahi masing-masing penjaga gelar anumerta "Pahlawan Ukraina".
"Di Pulau Zmiinyi kami, mempertahankannya sampai akhir, semua penjaga perbatasan tewas dengan heroik," kata Zelensky.
Dalam rekaman audio, yang dibagikan oleh pejabat pemerintah Ukraina, terdengar para tentara bertukar komentar tajam dengan kapal Rusia.
"Ini adalah kapal perang Rusia," kata satu suara dalam klip itu.
"Saya mengusulkan Anda meletakkan senjata Anda dan menyerah untuk menghindari pertumpahan darah dan korban yang tidak perlu. Jika tidak, Anda akan dibom,” lanjutnya.
Menurut audio, tentara Ukraina kemudian dapat terdengar berbicara di antara mereka sendiri, menyetujui "ini dia", sebelum "pergi ke neraka" terakhir mereka.
Menurut pejabat Ukraina, itu adalah kata-kata terakhir yang terdengar dari pulau itu sebelum Rusia mulai menyerang dan Kiev kehilangan kontak dengan pulau itu.
Akun resmi Rusia tentang insiden itu berbeda secara dramatis. Moskow mengatakan 82 tentara Ukraina di pulau itu menyerahkannya kepada mereka secara sukarela dan tidak menyebutkan melakukan serangan atau menimbulkan korban.
Pulau Ular adalah pulau berbatu seluas 16 hektar (40 acre) milik Ukraina yang terletak sekitar 300 km (186 mil) barat Krimea.
Ukraina mengatakan 137 warga sipil dan personel militernya tewas selama invasi Rusia pada Kamis (24/2).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta