get app
inews
Aa Read Next : Angkat Isu Lingkungan, Siswa SMP Al Irsyad Purwokerto Masuk Final OPSI 2024

Pemeran Film Tebusan Dosa Sapa Penonton Purwokerto, Horor Kisah Perjuangan Seorang Ibu

Minggu, 13 Oktober 2024 | 21:04 WIB
header img
Para pemeran film horor misteri 'Tebusan Dosa' menyapa masyarakat Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu (13/10/2024) siang. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Para pemeran film horor misteri 'Tebusan Dosa' menyapa masyarakat Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu (13/10/2024) siang. Mereka menyapa para penonton Tebusan Dosa dengan menggelar special screening didua Bioskop yang ada di Kota Purwokerto, sebelum nantinya tayang perdana di bioskop mulai 17 Oktober 2024.

Film drama misteri horor pencarian anak ini diperankan oleh Wening (Happy Salma), yang mengkisahkan seorang ibu yang kehilangan anaknya, memulai perjalanan penuh misteri untuk menemukan kebenaran. Dalam film terbaru Palari Films ini, penonton diajak merasakan perjuangan seorang ibu yang tidak mengenal lelah demi menemukan anaknya yang hilang.

Film yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen ini berawal dari kisah Wening, ibu yang mengalami kejadian tragis saat Nirmala anaknya yang berusia 11 tahun, hilang saat kecelakaan motor di sebuah jembatan. Kecelakaan itu juga merenggut nyawa Uti Yah, ibunda Wening. 

Wening merasa sangat berdosa karena membuat ibunya meninggal dan anaknya hanyut di sungai, namun ia percaya jika Nirmala masih hidup. Tirta (Putri Marino), podcaster Saiki Tirta, kemudian memviralkan kisah tragisnya kehidupan Wening.

Dengan berbagai cara dan harapan, Wening akhirnya mencari Nirmala, termasuk meminta bantuan Tetsuya (Shogen), seorang peneliti dari Jepang. Wening bahkan juga meminta bantuan Mbah Gowa, seorang dukun misterius. Akan tetapi, di tengah pencarian tersebut, Wening selalu didatangi oleh hantu Uti Yah.


Ini Kata Pemeran Film Tebusan Dosa Saat Sapa Purwokerto, Horor Kisah Perjuangan Seorang Ibu. Foto: Arbi Anugrah/ iNewsPurwokerto.id
 
 
Happy Salma yang memerankan karakter Wening mengungkapkan jika film ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat, khususnya kaum perempuan. Di mana ia banyak terinspirasi dari ibu-ibu di seluruh Indonesia, terutama di kelas menengah, bagaimana mereka bekerja keras untuk keluarga, bahkan ada yang menjadi tulang punggung untuk keluarga dan mengurus anak. 

Lalu di dalam film ini dirinya juga dimudahkan oleh cerita yang dibangun. Di mana perasaan-perasaan bersalah dan berdosa sebagai ibu tidak pernah hilang ketika menghadapi kenyataan bahwa yang lakukan tidak sesuai dengan harapan.

"Jadi horor dan ceritanya itu akan kita dapatkan karena peristiwa yang terjadi, bukan horor yang kita datang kesatu tempat tiba-tiba ada penunggunya. Tetapi horor dan misterinya itu disebabkan karena peristiwa yang dialami oleh manusia. Jadi sangat nyambung dan related dengan siapapun," kata Heppy Salma kepada wartawan di Purwokerto, Minggu.

Film Tebusan Dosa ini sendiri menjadi film misteri horor yang menyajikan kisah menyentuh cinta seorang ibu, resiliensi seorang perempuan, dan misteri yang membayangi kehidupan. Melalui karakter Wening, penonton diajak untuk merasakan perasaan hampa dan kosong dari sebuah kehilangan, kegelisahan dalam menghadapi ketidakpastian, serta harapan yang tidak pernah padam. 

Dalam pencarian anaknya, tidak hanya menguji kekuatan fisik Wening, tetapi juga menguji kekuatan emosionalnya sebagai seorang ibu.

"Saya memang beberapa kali terlibat dalam film horor dan selalu punya tantangan, biasanya selalu berhubungan dengan fisik. Di film ini ada hubungan dengan fisik, tapi entah kenapa saya tidak kelelahan, karena sangat alami cerita yang dibangun itu, sehingga tidak perlu mendramatisir. Beberapa orang yang sudah nonton juga mengatakan ini kayak beneran banget," ucapnya.

Dengan cerita yang dibangun sesuai kehidupan manusia ini, Happy Salma yakin, masyarakat Purwokerto akan mengapresiasi sebuah karya-karya yang hidup dan bercerita tentang manusia. Terlebih di Banyumas ini terdapat seorang tokoh sastrawan besar seperti Ahmad Tohari, di mana Happy Salma pernah mementaskan monolog “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari.

"Saya percaya di Purwokerto ini pasti mengapresiasi karya-karya yang hidup dan bercerita tentang manusia, karena punya seorang sastrawan besar di kota ini," ungkapnya.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut