Melalui strategi ini, memungkinkan siswa tidak hanya memahami budaya mereka sendiri, tetapi juga mampumemperkenalkan ke dunia internasional. Hal ini sejalan dengan konsep "Internasionalisasi Budaya Lokal." Penelitian Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis Budaya Lokal di Sekolah Dasar.
Penelitian ini menunjukkan sekololah-sekolah dasar di Banyumas belum sepenuhnya siap dalam menyelenggarakan mapel Bahasa Inggris sebagai bagian dari kurikulum. Tingkat kesiapan sekolah-sekolah dilihat dari ketersediaan guru Bahasa Inggris, penguasaan para guru pengampu Bahasa Inggris terhadap capaian pembelajaran, dan ketersediaan variasi sumber bahan ajar.
Bagi sekolah-sekolah yang telah memberikan mapel Bahasa Inggris, sebagian besar sekolah menggunakan bahan ajar terbitan Kemendikbud. Hasil kajian menunjukkan beberapa bentuk seni tradisi Banyumasan yang paling banyak direkomendasi untuk diintegrasikan ke dalam bahan ajar.
Yaitu makanan khas seperti Cimplung, Mendoan, Gethuk, cerita rakyat dan sejarah seperti Babad Pasir Luhur dan Banyumasan, Begalan, Kenthongan, Ronggeng, objek wisata, dan permainan tradisional belum masuk dalam materi ajar.
Tim penelitian yang terdiri dari Mustasyfa Thabib Kariadi, Johar Alimuddin, Nisa Roiyasa, dan Dian Adiarti, mengembangkan blueprint bahan ajar berbasis budaya Banyumasan. Johar Alimuddin, dosen PGSD dari STKIP Majenang, menekankan pentingnya menggabungkan wawasan global dengan konteks lokal.
“Bahan ajar ini diharapkan mampu mengatasi kesenjangan kebahasaan antara bahasa lokal dan Bahasa Inggris. Selain itu, siswa dapat memahami budaya lokal sekaligus belajar mempromosikannya di tingkat internasional,” ujar Johar.
Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Joko Wiyono, menyambut baik inisiatif ini. “Penerapan bahan ajar berbasis budaya lokal merupakan langkah strategis untuk memperkuat jati diri bangsa melalui pendidikan. Dengan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dan mengenalkan budaya lokal kepada siswa, kita dapat menciptakan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakar pada identitas budaya dan siap bersaing di kancah global,” katanya.
Editor : Elde Joyosemito