PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Sekolah 3 Bahasa Putera Harapan atau Puhua School terus memacu seluruh siswanya mampu melakukan inovasi melalui kegiatan Science and Business Fair 2025 yang berlangsung pekan ini di Gedung SMP-SMA Puhua.
Aktivasi pembelajaran secara nyata diwujudkan dalam bentuk proyek berkelompok. Hasilnya luar biasa menakjubkan. Salah satu program tetap di Kaldik (Kalender Pendidikan) Puhua tahun ini yang spektakuler adalah hadirnya Go-Kart, sebuah mobil balap yang dirakit oleh siswa kelas 11 (Cleo, Nicolleta, Tiffany, Iris dan Heidi).
Kelimanya mengumpulkan modal sebesar Rp 6 juta dari hasil berjualan makanan secara online untuk membeli alat dan bahan perakitan mobil racing ini. Material yang serbaefisien namun fungsional digabungkan dengan teknik dasar dan prinsip fisika memberikan mereka pengalaman luar biasa saat memecahkan masalah dalam menangani mekanika kendaraan, prinsip desain, sekaligus menerapkan keterampilan manajemen dan kerjasama tim.
Tak mau kalah, kelompok kelas 10 (Pasha, Joseph Evander, Arya dan Devano) merancang sebuah rumah mini bertenaga surya. Mereka membuktikan energi terbarukan menggunakan panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya konvensional dan menyoroti pentingnya kesadaran lingkungan melalui inspirasi mereka mengenali potensi sumber daya ramah lingkungan berskala kecil dalam kehidupan sehari-hari.
Garis berkesadaran lingkungan memang jadi sorotan seluruh siswa. Tak heran kelompok kelas 10 lainnya (Grace, evelyn, Natalia, Chroistian Radja, Oliver Caren, dan Aldent) menyoroti peningkatan sampah organik dari kulit buah untuk dijadikan bahan baku bioplastik. Limbah yang mengandung selulosa dan polisakarida ternyata dapat diubah menjadi bahan plastik ramah lingkungan.
Kulit pisang dan kulit jeruk yang kaya selulosa diolah dengan sodium alginate, kalsium klorida, serta gliserin dan minyak kelapa agar hasil bioplastik lebih lentur. Penggunaan bahan alami dan terbarukan ini berhasil menggantikan fosil sintesis akibat polusi kresek yang sulit terurai.
Di dalam pelestarian keanekagaman hayati, ada dua proyek berbasis pelestarian tumbuhan dengan teknik pengeringan yaitu Herbarium dan satu lagi Carnivoprous Plants yang berfokus pada 3 jenis tanaman karnivora (venus flytrap, kantong semar, dan sundew).
Keduanya sama sama mengeksplorasi keanekaragaman hayati terkait pentingnya pelestarian lingkungan dan mempelajari karakteristik tumbuhan yang ternyata rentan punah di lingkungan yang tidak seimbang.
Penemuan lainnya dalam berbagai ujicoba berbasis teori ilmiah ini ada buchabeary yakni permen berbentuk beruang bertekstur jelly yang dibuat dari fermentasi teh kombucha sehingga citarasa asamnya mampu mewujud lebih bersahabat agar dapat dikonsumsi anak-anak. Kombucha merupakan sumber probiotik penting bagi usus manusia.
Tim kelas 11 (Clara Stacia, Felisya Audrey, Grace Nathania, Jessica Irene, dan Nathania Putri) ini ingin menciptakan generasi sehat sebagai gaya hidup melalui produk pangan kreatif.
Di bawah pimpinan Mr. Joko, koordinator proyek ini bersama Ms Tasya dan Ms Hana untuk kelas 8 serta kelas 10-11 oleh Ms. Lindra (fisika), Ms Anggih (kimia), dan Mr Marke (Lab Teacher), keenam Pendidik Science di Puhua Secondary (SMP-SMA) ini berhasil memamerkan 32 proyek ilmiah ini pada masyarakat umum pada 24 Januari kemarin.
Di hari yang sama, selain 32 karya sains, terdapat pula 9 proyek karya siswa Puhua kelas 11 berbasis bisnis berkelanjutan dalam program kampanye Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi cetak biru pembangunan dunia hingga tahun 2030 dengan tujuan utama untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet, dan memastikan kesejahteraan global.
Antara lain sebuah aplikasi berbasis jaringan antara pengguna dan penjahit lokal di berbagai wilayah untuk mengurangi sampah fashion dengan menghubungkan pakaian lama, rusak, ketinggalan zaman dan kekecilan ke dalam konsep “renewing” pakaian hingga dapat dipakai kembali tanpa perlu membeli baju baru sebagai kebiasaan yang harus dikurangi di masa depan akibat timbunan limbah fashion.
Karya inovatif ini dihasilkan oleh Heidi Lovenz, Nathania Chrysilla, Jessica Fiona, Reginald Wilbert, dan Ricardo Jovan.
Di bidang pertanian, aplikasi berbasis informasi terstruktur untuk menolong petani menentukan harga panen, kebutuhan pasar, hingga pengetahuan baru di bidang pertanian yang diakses melalui agritech berbasis data olahan dari kecerdasan buatan atau artificial inteligence dan diaktivasi melalui sosialisasi antarkomunitas juga dirancang dengan keren dan komprehensif oleh Jovanka, Renatta, Felisya, Steven, dan Kevin Henz.
Business Fair yang dikoordinatori oleh Ms Titis Filaeli selaku guru bisnis juga mendorong siswa menciptakan pemanis alami dari singkong yang bahan baku utamanya banyak tersebar di wilayah Indonesia.
Dengan semangat mendorong olahan singkong lebih kreatif, ide bisnis gula alami berbahan singkong ini menjadi salah satu kampanye hidup lebih sehat dari kelompok Vanessa, Christalya, Michelle Charisse, Timothy Edward, dan Andre. Sementara itu, siswa kelas 10 yang terbagi menjadi 9 kelompok lainnya menjajakan produk kreasi yang bertemakan makanan modifikasi dari berbagai dunia.
Karya lainnya yang dipamerkan di Puhua School. (Foto: Istimewa)
Mulai dari Indonesia, India, Korea hingga USA. Misalnya saja mie nyemek kreasi dari Xuan, Gandhang, Herchelle, Vincent dan Nathan yang menjadi favorit pengunjung Business Fair kali ini. Mereka meracik bumbu dan memasak langsung mie kreasi yang dinamakan Mie Nyambie pada saat pengunjung memesan.
Menu favorit lainnya adalah Prochips, yaitu kreasi keripik yang ditambahkan aneka salad dan protein ala USA yang dijajakan oleh Calvin, Candika, Jerry, Vincent dan Aldo.
Penemuan lainnya ada Eco Smart Home yang merancang pengolahan limbah sampah rumah tangga menggunakan magot. Lalu ada Airbloom Supertree yang dirancang Benedicta, Caroline, Malha, Okka, dan Allan Lee yang merancang kombinasi struktur pohon raksasa dan teknologi purify sebagai cara mengatasi polusi udara di sebuah kota.
Lalu ada Rayna, Gisella, Evangelin, Alexander Faith, dan Ghenzen Erwin yang membuat Vento, hingga Ecosphere berbentuk solar powered air purifier hingga aplikasi Forest Ranger yang mengedukasi ekologi hutan secara lengkap dengan cara yang mudah diakses melalui jaringan forum, komunitas, seminar dll karya Claresta, Aiko, Ng Tian Yi Joyce, Darent, dan Nicholas.
Pengawas SMP dari Dinas Pendidikan Banyumas mengakui kegiatan ini merupakan wujud nyata P5 dalam pendidikan.
Sementara Arinta Dewi Kepala Sekolah Puhua Secondary (SMP-SMA) menekankan pentingnya tahap inovasi sebagai bagian dari bukti pemahaman siswa pada konteks pembelajaran yang relevan karena tidak sebatas teori yang abstrak saja.
"Melainkan generasi muda saat ini harus berperan nyata dalam keilmuan yang mereka pahami secara komprehensif untuk dapat memberi solusi bagi masalah lingkungan, energi terbarukan, pangan, dan ekonomi,"tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito