Menteri Abdul Mu’ti Ajak Muslimat NU Bersinergi Sukseskan Program Wajib Belajar 13 Tahun

SURABAYA, iNewsPurwokerto.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mendapat sambutan hangat dengan lantunan Sholawat Badar saat tiba di Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Gedung Asrama Haji, Surabaya, Kamis (13/2) kemarin. Dalam kesempatan ini, ia memaparkan program-program prioritas Kemendikdasmen serta mengajak Muslimat NU untuk berperan aktif dalam menyukseskan agenda pendidikan nasional.
“Suatu kehormatan bagi saya dapat hadir di sini dan mengapresiasi peran Muslimat NU yang luar biasa dalam membangun generasi Indonesia yang hebat, generasi Indonesia yang kuat. Karena itu kami sangat berharap agar ibu-ibu Muslimat NU dapat bersama-sama dengan kami memenuhi amanat konstitusi serta memenuhi tugas agar kita ini bisa menjadi orang tua untuk peserta didik, menjadi komunitas yang melahirkan anak-anak Indonesia yang hebat, dan menyambut generasi emas Indonesia tahun 2045,” ujar Mendikdasmen, Abdul Mu’ti dalam keterangannya, Jumat (14/2/2025).
Dalam pemaparannya, Menteri Mu’ti menyoroti dua program utama, yakni Wajib Belajar 13 Tahun dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Ia menjelaskan bahwa masa emas perkembangan anak terjadi pada usia dini, yakni sejak Taman Kanak-Kanak (TK) hingga kelas tiga atau empat SD. Oleh karena itu, pemerintah menggagas program satu desa satu PAUD melalui kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan terbaik sejak usia dini.
Sementara itu, Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dirancang untuk membangun karakter generasi muda melalui kebiasaan positif, seperti nilai-nilai spiritual, pola makan bergizi, hingga kebiasaan tidur yang cukup. Menteri Mu’ti menegaskan bahwa penguatan karakter ini sangat penting dalam menciptakan generasi yang sehat secara fisik dan mental serta siap untuk belajar dengan gembira di sekolah.
“Saya pikir perlu dukungan dari Muslimat NU, karena merupakan bagian dari upaya kita untuk melakukan gerakan bersama yang saya sebut dengan partisipasi semesta dalam membangun karakter anak,” ujarnya.
Selain itu, Kemendikdasmen juga tengah merancang senam otak, yang akan dilakukan setelah peserta didik menerima Makan Bergizi Gratis (MBG). Senam ini dirancang sebagai gerakan penyegaran otak agar siswa lebih rileks dan siap menerima pelajaran.
“Senam otak yang nanti dilakukan setelah peserta didik mendapatkan Makan Bergizi Gratis (MBG). Senam otak ini merupakan gerakan rileks penyegaran otak yang kurang lebih enam atau tujuh model gerakan sederhana namun efektif dalam meningkatkan fokus dan semangat belajar anak-anak,” tuturnya.
Sebagai bentuk konkret kerja sama, Kemendikdasmen dan Pimpinan Pusat Muslimat NU menandatangani nota kesepahaman dalam mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Perjanjian ini mencakup penguatan pendidikan anak usia dini, pelaksanaan Wajib Belajar 13 Tahun, serta penguatan pendidikan karakter melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Nota kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Menteri Abdul Mu’ti dan Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, sebagai komitmen bersama dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas, berbasis nilai-nilai Islam, serta membentuk generasi yang berintelektual dan bermoral tinggi.
Editor : Arbi Anugrah