Pasar Ramadhan UMP 2025, Warga dan Mahasiswa Antusias Berburu Takjil

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id – Ratusan warga dan mahasiswa memadati Pasar Ramadhan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang digelar di lingkungan kampus UMP pada Sabtu (1/3/2025). Memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya, pasar ini semakin menjadi magnet bagi masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Banyumas.
Rektor UMP, Prof. Dr. Jebul Suroso, saat membuka Paras Ramadhan UMP 2025, menegaskan bahwa pasar ini bukan sekadar tempat berjualan, tetapi juga bagian dari ekosistem ekonomi yang lebih luas.
"Kami ingin membangun ekosistem yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga ekonomi. Pasar Ramadhan ini menjadi etalase bagi UMKM binaan UMP untuk memasarkan produk mereka dan memperoleh pendapatan selama bulan suci," kata Prof. Jebul usai membuka Pasar Ramadhan UMP di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (1/3/2025).
Tahun ini, jumlah UMKM yang berpartisipasi semakin meningkat. Berdasarkan laporan sementara, 300 UMKM resmi terdaftar untuk membuka booth di Pasar Ramadhan UMP, meskipun biasanya ada juga pedagang tiban yang bergabung tiba-tiba.
Antusiasme pengunjung pasar Ramadhan UMP yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan nilai transaksi hingga sebesar Rp3 miliar, meningkat dari tahun lalu yang mencapai Rp2,5 miliar dalam 20 hari penyelenggaraan.
"Nilai transaksi tahun lalu itu kita di Rp2,5 miliar di 20 hari, kalau untuk yang tahun ini mudah-mudahan nanti kita targetkan sampai Rp3 miliar," jelasnya.
Pasar Ramadhan UMP ini sendir akan berlangsung hingga hari ke-25 Ramadhan, namun tidak menutup kemungkinan diperpanjang hingga menjelang Lebaran jika minat masyarakat masih tinggi.
Menurutnya, tahun ini, Pasar Ramadhan UMP menghadirkan sesuatu yang berbeda dengan adanya kolaborasi bersama Pegadaian dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Salah satu program utama Pegadaian selain literasi adanya Bank Emas yang sekarang baru dirilis. Pegadaian juga berkolaborasi dengan UMP untuk pembukaan pasar Ramadhan dengan santunan kepada anak yatim dan ada gerai khusus terkait dengan Pegadaian," kata Prof. Jebul.
OJK turut hadir untuk memberikan edukasi keuangan bagi pelaku UMKM, terutama dalam hal transaksi non-tunai. Kehadiran OJK diharapkan dapat mendorong pelaku usaha untuk beradaptasi dengan sistem pembayaran digital, sehingga bisnis mereka semakin berkembang.
Sebagai kampus yang terbuka untuk semua kalangan, UMP terus berupaya mengedepankan nilai inklusivitas. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menghadirkan pertunjukan barongsai, yang menjadi daya tarik bagi pengunjung.
"Kami ingin menunjukkan bahwa UMP adalah kampus yang inklusif dan bisa menjadi tempat bagi semua kalangan. Dari Banyumas, kami ingin menyebarkan semangat keterbukaan ini ke seluruh Indonesia," ujar Prof. Jebul.
Bukan hanya masyarakat umum, mahasiswa dari berbagai kampus di Purwokerto juga turut meramaikan Pasar Ramadhan UMP. Aisia Aulia Putri, mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), mengaku senang karena pasar ini menyediakan banyak pilihan makanan dengan harga terjangkau.
"Senang banget, di sini makanannya lengkap, jadi nggak perlu jauh-jauh cari takjil. Harganya juga murah dan kita bisa sekaligus mendukung UMKM lokal," katanya.
Bagi Aisia, ini adalah pengalaman pertamanya berburu takjil di Pasar Ramadhan UMP. Ia bahkan merekomendasikan tempat ini sebagai destinasi favorit bagi mahasiswa dari berbagai kampus di Purwokerto.
"Ramai banget, kayaknya bukan cuma mahasiswa UMP yang datang, tapi juga dari Unsoed, UIN, dan kampus lainnya. Bisa jadi rekomendasi buat mahasiswa kampus lain yang mencari takjil di pasar Ramadhan UMP," tambahnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang ekonomi bagi pelaku UMKM, tetapi juga mengusung nilai edukasi, sosial, dan budaya dengan beragam agenda seperti Bazar UMKM, Bazar Emas, Barongsai, Seminar Emas, Talkshow Finansial, Santunan Anak Yatim, Kajian Islam, Lomba Vlog Pasar Ramadan, serta Ngabuburit Bareng Pegadaian.
Editor : Arbi Anugrah