BHHC dan Tjilatjap History Membaca Arsip Kota Tua Cilacap, Jejak Kota Pelabuhan dan Perjuangan

CILACAP, iNewsPurwokerto.id - Kawasan Kota Tua Cilacap yang berada di sekitar Jalan Ahmad Yani hingga Jalan KS Tubun, menyimpan cerita konfrontasi fisik bersejarah sepanjang masa di Pesisir Selatan Jawa Tengah ini.
Arsip-arsip lama era 1942-1947 itu dibuka kembali ketika Banjoemas History Heritage Community (BHHC) dan Komunitas Tjilatjap History yang didukung iNews Purwokerto, mengajak sejumlah pegiat sejarah, mahasiswa, influencer setempat dan masyarakat umum menyusuri jejak masa lalu Kota Tua Cilacap, Minggu 20 April 2025.
Ketua Tjilatjap History, Riyadh Ade Ginanjar yang juga menjadi narasumber dalam event "Jelajah Kota Tjilatjap: Membaca Arsip Kota" menuturkan, Cilacap merupakan Kota Pelabuhan yang strategis.
Kawasan ini memiliki sejarah panjang mulai dari era Hindia Belanda, Jepang, revolusi, hingga perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI.
"Bahkan bisa dibilang embrio Angkatan Laut (Republik Indonesia) lahir di kota pelabuhan ini," katanya pada "Jelajah Kota Tjilatjap : Membaca Arsip Kota" yang diikuti 40 peserta dari berbagai kalangan.
Sisa masa lalu kota ini masih terlihat di sejumlah bangunan dan struktur yang nyaris habis saat dibumihanguskan serta dijatuhi bom saat invasi Jepang.
Arsip sejarah mencatat, Cilacap pernah diserbu oleh pasukan Detasemen Sakaguchi dari Jepang, dan pernah dibombardir pada tahun 1942.
Semasa agresi militer Belanda, para pejuang Cilacap melakukan strategi bumi hangus dan membakar seluruh bangungan penting di Cilacap.
Tujuannya untuk menghalangi tentara kolonial Belanda bercokol lagi di wilayah ini.
"Mungkin peristiwa bumi hangus Kota Cilacap bisa disamakan dengan peristiwa Bandung Lautan Api, tapi ini lebih heroik. Karena kalau strategi Bandung lautan api dibumihanguskan untuk kemudian ditinggalkan, tapi kalau Kota Cilacap dibumihanguskan namun para pejuang tetap bertempur di dalamnya," imbuhnya.
Jelajah Kota Tjilatjap melewati beberapa tempat bersejarah era Hindia Belanda seperti Gedung Disparpora Cilacap (eks gedung Asisten Residen Cilacap), Gedung Laboratorium Malaria, SMP Pius Cilacap, Rumah Pimpinan Pabrik Pemintalan, Stasiun Cilacap, titik nol Cilacap dan kemudian kembali lagi ke Gedung Asisten Residen.
Peserta jelajah asal Purwokerto, Pratiwi mengaku sangat antusias dan senang dengan pengalaman baru mengikuti kegiatan jelajah kota ini.
Menurutnya, kesempatan untuk mengikuti kegiatan jelajah membuatnya mempelajari sejarah dengan cara berkunjung ke tempatnya langsung dan bertemu dengan teman-teman yang baru.
"Saya juga bisa bertemu dengan teman teman baru, dari profesi yang berbeda beda, dan mengetahui bagaimana hal-hal bekerja pada masa lalu," kata dia.
Jelajah Kota Tjilatjap; Membaca Arsip Kota merupakan program jelajah ketiga dari Yayasan Lestari Banjoemas di tahun 2025 yang didukung oleh Dana Indonesiana, LPDP serta Kementerian Kebudayaan dan iNews Purwokerto.
Editor : Arbi Anugrah