get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemendikdasmen Tetapkan Hari Belajar Guru, Satu Hari Setiap Pekan

Remaja Purbalingga Belajar Kenali Diri dan Emosi

Sabtu, 03 Mei 2025 | 17:22 WIB
header img
Remaja Purbalingga Belajar Kenali Diri dan Emosi. Foto: Dok Humas Pemkab Purbalingga

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id - Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdalduk KBP3A) menggelar workshop bertema “Bicara dari Hati: Tumbuh Kuat, Tumbuh Peduli”, Sabtu (3/5/2025). Bertempat di Grand Braling Hotel, kegiatan ini dirancang sebagai ruang edukatif sekaligus reflektif bagi remaja untuk mengenali diri, mengelola emosi, dan meningkatkan kepedulian sosial.

Berbagai narasumber dari kalangan psikolog klinis, praktisi perlindungan anak, hingga pembina Forum Anak dihadirkan untuk memperkaya wawasan para peserta.

Plt. Kepala Dinsosdalduk KBP3A Purbalingga, Jusi Febrianto, membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya kesiapan mental anak dalam menghadapi tantangan kehidupan.

“Memahami diri sendiri dan mengendalikan emosi adalah bentuk kecerdasan yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan anak,” ujarnya.

Salah satu isu krusial yang menjadi sorotan dalam workshop ini adalah masih maraknya praktik perkawinan usia anak di Indonesia, termasuk di Purbalingga. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Brianda Astro Diaz, mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti rendahnya kesadaran pendidikan, tekanan budaya, serta kurangnya pemahaman terhadap kesehatan mental anak menjadi pemicu utama.

“Upaya perlindungan anak yang efektif adalah dengan memberdayakan mereka. Anak-anak yang sadar akan emosi dan peduli terhadap sesama lebih mampu menolak pernikahan dini dan membuat keputusan yang sehat,” jelas Brianda.

Psikolog klinis Kurniasih Dwi Purwanti dalam sesi “Kenali Diri, Kembangkan Potensi” menambahkan, anak-anak perlu dibekali kemampuan berpikir kritis, komunikasi asertif, dan kontrol emosi sejak dini. Menurutnya, keluarga memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai ini.

“Masalah pernikahan dini juga dipengaruhi oleh kurangnya edukasi keluarga, kondisi ekonomi yang lemah, dan pengaruh negatif media digital,” terangnya.

Salah satu sesi inspiratif bertajuk “Cerita Kehidupan: Aku Bukan Penyakitku” yang digelar bersama Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Purbalingga, membuka ruang diskusi seputar empati terhadap penyintas HIV/AIDS. Remaja diberi ruang aman untuk belajar inklusivitas dan membangun solidaritas.

Workshop ditutup dengan pesan mendalam dari Syahzani Fahmi Muhammad Hanif, Pembina Forum Anak sekaligus Bunda Forum Anak Purbalingga. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara keluarga, pemerintah, dan anak dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang generasi muda.

“Anak-anak perlu merasa didampingi, bukan dikasihani. Dari sana akan tumbuh ketangguhan. Keluarga adalah fondasi karakter, dan pemerintah harus terus hadir sebagai fasilitator ruang tumbuh yang aman dan mendukung,” ujar Syahzani.

Ia juga mengingatkan para remaja agar tidak terburu-buru menikah. “Remaja harus menyadari bahwa masa muda tidak datang dua kali. Jangan terburu-buru menikah. Belajarlah setinggi-tingginya dan berkontribusilah untuk masa depan yang lebih baik, termasuk bagi Purbalingga,” pungkas Bunda Forum Anak.

Acara ini turut dihadiri Kepala Dinporapar R. Budi Setiawan, Ketua II PUSPA Denita Dimas Prasetyahani, anggota Forum Anak, serta para atlet paralimpik berprestasi. Workshop ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat gerakan Purbalingga menuju Kabupaten Layak Anak (KLA).

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut