get app
inews
Aa Text
Read Next : Dorong Daya Saing Lokal, Dinperindag Purbalingga Fasilitasi Pelatihan Pengrajin Sapu Glagah

Elang Langka Tertembak, Warga dan Aktivis Bergerak Lindungi Hutan Sisik Naga Purbalingga

Senin, 12 Mei 2025 | 12:03 WIB
header img
Elang Langka Tertembak, Warga dan Aktivis Bergerak Lindungi Hutan Sisik Naga Purbalingga. Foto: Dok Humas Pemkab Purbalingga

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id – Seekor Elang Ular Bido (Spilornis cheela), burung pemangsa yang termasuk satwa langka dan dilindungi, ditemukan dalam kondisi tertembak di kawasan Hutan Sisik Naga, Purbalingga. Peristiwa memilukan ini memicu gelombang keprihatinan dari masyarakat dan pegiat alam setelah viral di media sosial.

Gunanto Eko Saputro, koordinator aksi Jaga Hutan Sisik Naga yang digelar di Misbar Taman Kota pada Minggu (11/5), menegaskan bahwa insiden tersebut mencerminkan masih maraknya praktik perburuan liar di kawasan hutan yang menjadi rumah bagi beragam satwa langka.

"Penembakan satwa dilindungi ini menjadi bukti nyata masih maraknya perburuan liar di wilayah hutan Purbalingga," ujar Gunanto dalam keterangannya, Senin (12/5/2025).

Selain ancaman perburuan, kawasan Hutan Sisik Naga juga terus tergerus akibat aktivitas perambahan dan pembalakan liar. Gunanto menyebut kawasan ini sebagai “benteng terakhir hutan alam” di Purbalingga yang kaya akan keanekaragaman hayati.

"Kawasan ini adalah benteng terakhir hutan alam di Purbalingga yang kaya akan keanekaragaman hayati," ujarnya.

Sebagai bentuk seruan bersama, para pegiat alam mengusung tiga tuntutan utama: hentikan perburuan satwa dan flora dilindungi; stop perambahan hutan; dan tolak penebangan liar. Menurut mereka, diperlukan kerja kolektif antara warga, pemerintah, dan komunitas lingkungan untuk menyelamatkan kawasan ini dari kerusakan lebih lanjut.

“Perlu kerja sama nyata antara masyarakat, pemerintah dan komunitas pecinta lingkungan untuk menghentikan kerusakan yang terus terjadi,” katanya.

Imam Hidayat, warga Desa Tanalum yang berbatasan langsung dengan kawasan Sisik Naga, juga mengungkapkan kesedihannya atas perubahan yang terjadi. "Dulu saya bisa dengan mudah melihat satwa liar di sekeliling rumah saya, kini semakin jarang dan semakin terdesak jauh ke dalam hutan," ujarnya.

Mewakili Bupati Purbalingga, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Mukodam menyampaikan dukungan pemerintah terhadap gerakan pelestarian ini. "Kita mengapresiasi kegiatan ini dan semoga langkah nyata yang akan dilakukan bisa mewariskan hutan yang lestari bagi anak cucu kita," ujarnya.

Ratusan peserta dari berbagai komunitas dan pegiat alam hadir dalam acara tersebut dan menyatakan komitmen untuk menjaga kelestarian Hutan Sisik Naga. Sebagai tindak lanjut, spanduk dan plang bertuliskan Stop Perburuan Flora dan Fauna, Perambahan serta Penebangan Hutan akan dipasang di desa-desa sekitar hutan. Program edukasi dan pendampingan masyarakat juga akan digelar untuk membangun kesadaran bersama.

Sebagai informasi, dua kali Ekspedisi Sisik Naga pada pada tahun 2020 dan 2024 telah mencatat kekayaan hayati luar biasa di kawasan ini. Sedikitnya 68 jenis burung, berbagai spesies mamalia, primata, amfibi, dan ratusan jenis flora hidup di sana.

Beberapa satwa yang tercatat sebagai dilindungi di antaranya Elang Jawa, Julang Emas, Macan Tutul, Owa Jawa, hingga Trenggiling. Sementara di kelompok flora, ditemukan Rizanthes zipellii, bunga langka sekeluarga dengan Rafflesia yang sempat menjadi sorotan nasional.

“Salam lestari. Lestari alamku, lestari hutanku, lestari Indonesiaku,” pungkas Gunanto dalam penutupan aksinya.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut