get app
inews
Aa Text
Read Next : Provit Farm Village, Perah Susu Kambing dan Rekreasi di Alam yang Asri

Perempuan Didorong Lebih Kritis Hadapi Ancaman Kejahatan Digital

Kamis, 12 Juni 2025 | 09:03 WIB
header img
Pelatihan Literasi Digital oleh Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id – Meningkatnya penggunaan teknologi digital di kehidupan sehari-hari turut membuka celah baru bagi kejahatan berbasis daring. 

Kelompok perempuan menjadi salah satu yang paling rentan, mendorong perlunya edukasi dan literasi digital yang lebih intensif.

Dalam kegiatan Pelatihan Literasi Digital yang digelar di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof. Dr. Mite Setiansah menegaskan pentingnya kewaspadaan perempuan dalam menghadapi berbagai modus kejahatan digital.

"Digitalisasi telah membentuk gaya hidup baru. Aktivitas belanja online dengan sistem pembayaran instan seperti e-wallet, paylater, dan pinjaman online kini menjadi bagian dari keseharian, namun di balik kemudahan itu, terdapat risiko besar,” ujarnya.

Prof. Mite menyoroti fenomena belanja impulsif yang dipicu oleh layanan beli sekarang, bayar nanti. Banyak pengguna tergoda membeli barang tanpa pertimbangan finansial matang, hingga akhirnya terjebak utang yang menumpuk.

Ketika batas pinjaman habis, solusi instan seperti pinjaman online ilegal pun kerap dijadikan jalan pintas.

"Pinjol ilegal memang menawarkan kemudahan, cepat cair tanpa jaminan. Tapi itu justru jerat yang menyesatkan. Banyak yang akhirnya harus menanggung bunga dan denda tak masuk akal,” jelasnya.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed. Selain Prof. Mite, hadir pula narasumber lainnya seperti Prof. Dr. Nana Sutikna, Dr. Edi Santoso, Dr. Nuryanti, dan King Anugrah, M.A., serta para fasilitator mahasiswa dari Program Sarjana dan Magister Ilmu Komunikasi.

Dalam sesi diskusi, beberapa peserta mengaku pernah menjadi korban pinjaman ilegal. Salah satu peserta bercerita, ia meminjam Rp3 juta, namun total tagihan membengkak hingga Rp30 juta. Mendengar hal tersebut, Prof. Mite menegaskan pentingnya kemampuan membedakan antara layanan pinjol legal dan ilegal.

Sementara itu, King Anugrah mengajak peserta untuk membiasakan berpikir kritis agar terhindar dari jebakan kejahatan digital. Ia memperkenalkan pendekatan “ABCD” sebagai panduan sederhana: Amati, Baca, Cek, dan Diskusikan.

"Jangan tergesa mengambil keputusan. Pahami dulu, diskusikan jika perlu, baru tentukan langkah," ujar dosen muda yang juga dikenal sebagai pegiat literasi digital nasional itu.

Pelatihan ini mengusung empat pilar utama literasi digital: budaya digital, kecakapan digital, etika digital, dan keamanan digital. 

Seluruh materi dirangkum dalam sebuah buku saku (handbook) yang dibagikan kepada peserta. Handbook tersebut merupakan hasil karya mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi sebagai bagian dari luaran mata kuliah Literasi Digital yang tergabung dalam Tim Lentera Digital.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut