get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Purwokerto Minggu 16 Maret 2025

Kisah Pilu Warga Banjarnegara Jadi Korban Kerja Paksa di Myanmar: Tolong Mereka, Pak Presiden!

Selasa, 15 Juli 2025 | 17:21 WIB
header img
PNP, korban kerja paksa di Myanmar yang berhasil pulang kerumahnya di Banjarnegara. Foto: GH Cahyono

BANJARNEGARA, iNewsPurwokerto.id - Seorang warga Banjarnegara berinisial PNP (32) mengungkapkan kisah getirnya saat menjadi korban kerja paksa di Myanmar. Ia termasuk satu dari empat WNI yang berhasil diselamatkan dan dipulangkan ke Indonesia.

Pengalaman traumatis ini menjadi peringatan serius akan praktik penipuan berkedok lowongan kerja luar negeri yang masih marak terjadi.

“Saya tidak yakin bisa pulang kembali bertemu keluarga. Ini sungguh anugerah Tuhan yang luar biasa,” ucap PNP saat ditemui wartawan, Selasa (15/7/2025).

Semua berawal ketika PNP menemukan lowongan kerja di media sosial Facebook pada Oktober 2024. Ia tertarik dengan tawaran dari akun bernama YUMI yang menjanjikan pekerjaan sebagai admin e-commerce di Thailand. Tak ada syarat khusus. Pekerjaannya hanya melayani konsumen asal Indonesia dengan bayaran 25.000 Baht per bulan, termasuk fasilitas makan dan tempat tinggal.

Setelah mengikuti arahan dari YUMI, PNP berangkat ke Jakarta dan dijemput seseorang yang mengaku dari Manado. Ia lalu diinapkan di hotel kawasan Tangerang sebelum melanjutkan penerbangan ke Medan. Di Bandara Kualanamu, ia bersama rombongan lain mendapat perlakuan istimewa dan langsung diterbangkan ke Bangkok.

Setibanya di Bangkok, PNP dijemput dan dibawa ke Myanmar dengan berbagai moda transportasi, dikawal orang-orang bersenjata laras panjang yang berpakaian layaknya tentara. Tujuan akhir mereka adalah Perusahaan Yida Compani, tempat kerja paksa yang ternyata menjadi neraka bagi para pekerja.

“Begitu sampai di perusahaan itu, saya mulai kehilangan rasa percaya diri. Saya menyesal menerima tawaran kerja ini,” ujarnya.

Di sana, PNP dipaksa bekerja tanpa batas waktu, mengalami kekerasan fisik, bahkan menyaksikan langsung rekan-rekannya disiksa karena tidak mencapai target kerja.

Bersama PNP, terdapat tiga warga Indonesia lainnya yang turut menjadi korban, yakni LSM, YKH, dan DZG, semua berasal dari Sumatera. Mereka bercerita tentang kondisi mengerikan yang dialami setiap hari.

“Pagi, siang, sore, bahkan malam kekerasan terjadi terus-menerus, tak peduli laki-laki atau perempuan,” kata LSM.

Menurutnya, ada rekan mereka yang pernah mencoba melapor ke KBRI Yangon, tetapi aksinya ketahuan oleh pihak perusahaan. Malam itu juga, korban langsung disiksa dan setelahnya tidak pernah terlihat lagi. Situasi seperti ini membuat para korban diliputi rasa takut yang mendalam.

“Hal yang paling kami takutkan adalah dipanggil ke kantor. Karena orang yang dipanggil, kami tak pernah lagi jumpa. Disinilah kekuatan kami mulai runtuh,” ungkap LSM dengan suara bergetar.

LSM mengaku bahwa masih banyak WNI yang menjadi korban kerja paksa di Myanmar, dan berharap pemerintah Indonesia segera bertindak.

“Tolong mereka, Pak Presiden,” pintanya lirih.

Keempat korban, yakni PNP, LSM, YKH, dan DZG, berhasil kembali ke Tanah Air pada 9 Juli 2025. Namun, mereka harus berutang ke keluarga di rumah untuk membeli tiket pesawat. Saat ini, mereka masih berada di Banjarnegara karena kehabisan ongkos untuk pulang ke kampung masing-masing.

“Kami butuh bantuan ongkos pulang. Sekarang saya masih di rumah PNP karena belum bisa balik ke Sumatera,” kata salah satu korban.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut