Lompatan Besar Energi Hijau, Green Avtur dari Minyak Jelantah

CILACAP, iNewsPurwokerto.id – Di tengah meningkatnya tuntutan global untuk menekan emisi karbon, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) IV Cilacap memulai langkah berani, memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Green Avtur dari minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO).
Program ini bukan sekadar proyek teknis, tetapi bagian dari peta jalan transisi energi nasional yang menyasar sektor transportasi udara—salah satu penyumbang emisi terbesar di dunia.
Sebagai kilang terbesar dan paling strategis di Indonesia, RU IV Cilacap memiliki peran vital menjaga ketahanan energi nasional. Melalui proyek bertajuk USAF (UCO to SAF), kilang ini menjadi laboratorium hidup bagi teknologi pengolahan limbah menjadi energi bersih.
“Kami telah melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk memastikan seluruh aspek teknis, mulai dari kesiapan unit pengolahan, integrasi fasilitas, hingga kontrol kualitas laboratorium,” ujar Jefri A. Simanjuntak, Manager Engineering & Development Kilang Cilacap.
Injeksi minyak jelantah dilakukan bertahap sejak pertengahan Juli, mulai dari 1 persen hingga 2,5 persen, dengan target akhir mencapai 3 persen dari total kapasitas produksi sebesar 8,9 metrix barrel (MB).
“Setelah evaluasi mendalam, injeksi akan terus ditingkatkan secara terukur,” jelas Direktur Operasi KPI, Didik Bahagia, yang memimpin langsung pengecekan fasilitas dalam management walkthrough.
Penerapan teknologi ini bukan upaya parsial. Sejak 2024, KPI telah menggandeng Pertamina Technology Innovation dan PT Katalis Sinergi Indonesia untuk mengembangkan katalis khusus yang mampu mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat berkualitas tinggi. Sertifikasi keberlanjutan internasional seperti ISCC EU dan CORSIA juga telah disiapkan untuk memastikan produk ini memenuhi standar global.
Momentum besar hadir pada Januari 2025 saat Turn Around kilang digunakan untuk mengganti katalis USAF. Langkah ini menjadi sinyal kesiapan penuh untuk produksi komersial pada kuartal ketiga 2025, menjadikan Kilang Cilacap sebagai pionir SAF berbahan dasar limbah di Indonesia.
Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku memiliki dua manfaat besar: mengurangi limbah yang sering mencemari lingkungan sekaligus menghadirkan energi terbarukan dengan emisi karbon yang lebih rendah. Sektor penerbangan, yang dikenal sulit beralih dari bahan bakar fosil, kini mendapat opsi energi ramah lingkungan tanpa harus mengganti infrastruktur mesin pesawat yang ada.
Langkah ini juga sejalan dengan prinsip Environment, Social, & Governance (ESG) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin energi bersih dan inovasi industri.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi ekosistem Pertamina Group, mulai dari subholding Pertamina Patra Niaga sebagai penyedia logistik, Pelita Air sebagai pengguna bahan bakar, hingga Pertamina Persero sebagai koordinator proyek. Visi yang dibangun jelas: menjadikan Indonesia produsen pertama SAF berbahan minyak jelantah bersertifikasi di kawasan.
“Ini amanat besar yang dipercayakan kepada kami. SAF bukan hanya soal inovasi teknologi, tetapi juga tentang masa depan energi Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan,” tegas Didik Bahagia.
Editor : EldeJoyosemito