get app
inews
Aa Text
Read Next : Unsoed Ikuti Pelatihan Teknologi Eksplorasi Laut Dalam di China, Perkuat Kolaborasi Internasional

LPPM Unsoed Edukasi Warga Pesisir Banyuwangi Cegah Vandalisme Instrumen Oseanografi

Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:20 WIB
header img
LPPM Unsoed bersama First Institute of Oceanography (FIO), Ministry of Natural Resources (MNR) China, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat. (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) bersama First Institute of Oceanography (FIO), Ministry of Natural Resources (MNR) China, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pencegahan Aksi Vandalisme Instrumen Oseanografi”. 

Acara berlangsung pada Rabu–Kamis (13–14 Agustus 2025) di Auditorium Hotel Santika Banyuwangi.

Kegiatan ini diikuti 24 peserta dari kalangan warga pesisir Banyuwangi, yang sehari-hari menggantungkan hidupnya pada laut. Edukasi diberikan agar masyarakat memahami pentingnya menjaga instrumen oseanografi yang berfungsi mengumpulkan data kelautan.

Kepala Pusat Riset Energi Baru Terbarukan sekaligus Ketua Tim MarExplore, Roy Andreas, Ph.D., saat membuka kegiatan menegaskan bahwa instrumen oseanografi bukanlah benda asing yang mengganggu nelayan.

“Alat ini justru membantu kita memahami kondisi laut. Jika dirusak, yang rugi bukan hanya peneliti, tetapi juga masyarakat pesisir yang bergantung pada sumber daya laut,” ujarnya.

Materi utama disampaikan Mukti Trenggono, M.Si., yang menekankan manfaat data kelautan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Data oseanografi digunakan untuk memprediksi kondisi laut, dari gelombang, suhu, hingga arus. Dengan informasi ini, nelayan bisa melaut dengan lebih aman,” jelasnya.

Selain teori, peserta juga mengikuti simulasi penanganan ketika menemukan instrumen di laut, dipandu oleh Mukti bersama Rizqi Rizaldi Hidayat, M.Si., dan Agung Tri Nugroho, M.Si.

Aspek ekonomi keluarga turut menjadi sorotan. Dr. rer.nat. Riyanti, S.T., M.Biotech., bersama Nadya Adharani, M.Si., memperkenalkan cara mengolah tulang dan kepala ikan lemuru menjadi biskuit crackers.

“Jangan anggap limbah ikan tidak bermanfaat. Dari tulang dan kepala ikan, kita bisa ciptakan produk baru yang bernilai ekonomi,” kata Riyanti.

Peserta juga berkesempatan membawa produk olahan UMKM mereka seperti teri krispy, abon lele, keripik kerang, hingga udang keju.

Dari sisi sosial, Euis Rahayu Nur Arofah Asma, S.Psi., menekankan pentingnya peran keluarga.

“Kesadaran menjaga laut harus ditanamkan sejak di rumah. Keluarga yang peduli lingkungan akan melahirkan generasi pesisir yang lebih bertanggung jawab,” ungkapnya.

Tak ketinggalan, mahasiswa Unsoed juga dilibatkan. Muhammad Tegar Kuwawa dari Prodi S1 Ilmu Kelautan bertugas menjadi penghubung komunikasi dengan warga. Ia mengaku bangga bisa terlibat langsung.

“Ini pengalaman berharga bagi kami. Kami belajar langsung dari masyarakat sekaligus bisa ikut mendukung program pengabdian,” katanya.

Melalui kegiatan ini, LPPM Unsoed berharap masyarakat pesisir semakin paham bahwa menjaga instrumen oseanografi berarti menjaga laut dan masa depan mereka sendiri.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut