Logo Network
Network

Inflasi Kota Purwokerto dan Cilacap Dipicu Kenaikan Harga Minyak Goreng

Aryo Rizqi
.
Kamis, 02 September 2021 | 20:02 WIB
Inflasi Kota Purwokerto dan Cilacap Dipicu Kenaikan Harga Minyak Goreng
Harga komoditas minyak goreng mendorong laju inflasi Kota Purwokerto dan Cilacap seiring dengan tren kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia. (Foto: dok iNews)

PURWOKERTO, iNews.id - Meningkatnya harga komoditas minyak goreng di dalam negeri seiring dengan tren kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia akhirnya mendorong laju inflasi Kota Purwokerto dan Cilacap. Inflasi juga didorong oleh peningkatan harga rokok kretek filter seiring dengan penyesuaian bertahap yang dilakukan oleh produsen terhadap kenaikan cukai.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi mengatakan, pada Agustus 2021, Purwokerto inflasi sebesar 0,12% (mtm), sedangkan Kota Cilacap mengalami inflasi 0,06% (mtm). Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan inflasi Provinsi Jawa Tengah (-0,01% mtm) dan inflasi nasional (0,03%, mtm).

"Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok Makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,06% (mtm) dan diikuti oleh kelompok Transportasi. Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas minyak goreng (0,13%), rokok kretek filter (0,07%), pemeliharaan/service (0,03%), buah naga (0,02%) dan pepaya (0,02%)," kata Samsun kepada wartawan, Kamis (2/9/2021).

Di sisi lain, lanjut dia tekanan inflasi yang lebih tertinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang memberikan andil sebesar -0,02% (mtm). Pada periode laporan, komoditas cabai rawit (-0,09%), cabai merah (-0,04%), daging ayam ras (-0,04%), kacang panjang (-0,02%) dan emas perhiasan (-0,02%) menjadi komoditas yang memberikan andil penurunan harga terbesar.

Berdasarkan laju inflasi pada Agustus 2021 tersebut, dia mengatakan jika laju inflasi secara tahunan di Purwokerto dan Cilacap, masih di bawah rentang target 3±1%. Kota Purwokerto mencatat inflasi tahunan sebesar 1,57% (yoy) dan Cilacap 1,41%  (yoy).

Menurutnya, angka inflasi tahunan di kedua kota itu cenderung lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi tahunan dalam dua tahun terakhir. Untuk Purwokerto, angka inflasi tahunan 2019-2020  tercatat sebesar 1,95% (yoy). Sedangkan Kota Cilacap mencatat inflasi tahunan 2019-2020 sebesar 1,54% (yoy).

Dia menjelaskan jika ada berbagai faktor yang akan menjadi pendorong inflasi. Antara lain, potensi perubahan cuaca yang mempengaruhi produksi dan terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura.

"Potensi perubahan cuaca dan iklim yang mempengaruhi produksi juga dapat berdampak pada terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura. Peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh Pemerintah seperti cukai rokok diperkirakan turut andil sebagai penyumbang inflasi," ucapnya.

Kemudian, peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh pemerintah seperti cukai rokok, sdan kebijakan pemerintah mengenai subsidi listrik, subsidi PPnBM kendaraan bermotor, dan pelonggaran LTV 100 persen yang diperkirakan akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

Namun di sisi lain, beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi antara lain masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut, serta pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali.

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News

Bagikan Artikel Ini