Longsor di Ajibarang Banyumas Rusak Tiga Rumah, Warga Sebut Peringatan Sudah Lama Diabaikan
BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, memicu terjadinya longsor di Grumbul Pegawulan Kulon, RT 03 RW 01, Desa Darmakradenan, Minggu (26/10) sore kemarin. Peristiwa tersebut membuat tebing kapur di sekitar area tambang runtuh dan menimpa sejumlah rumah warga.
Menurut Plt Kepala BPBD Banyumas, Andi Risdianto, tiga rumah warga terdampak cukup parah akibat material longsor.
“Total ada tiga rumah rusak akibat material longsor, satu di antaranya rusak berat, satu rusak sedang, dan satu rusak ringan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” jelasnya kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
Sebanyak 11 warga terpaksa dievakuasi ke lokasi aman. Aparat gabungan dari BPBD, kepolisian, dan perangkat desa segera bergerak cepat memasang garis pengaman di sekitar titik longsor untuk menghindari risiko susulan.
Bagi sebagian warga Darmakradenan, kejadian ini bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Mereka mengaku telah berulang kali melaporkan potensi bahaya longsor akibat aktivitas tambang di wilayah tersebut, namun tidak mendapat respons serius dari pemerintah daerah.
Salah satu warga, Erwin, mengungkapkan bahwa kekhawatiran itu sudah lama mereka sampaikan.
“Berkali-kali mungkin saya suruh surati sama RW-nya, tapi tidak ada tanggapan. Sudah jelas itu berbahaya karena posisi tanah berlapis, diambil bagian atasnya, otomatis bisa lepas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti sikap pemerintah daerah yang dianggap lebih mengutamakan kepentingan ekonomi dibanding keselamatan warga.
“Pemerintah daerah karena menganggap pajaknya lebih penting dari keselamatan warganya, hanya karena mereka menghitung keuntungan untuk daerahnya, tapi warganya jadi korban,” ucapnya dengan nada kecewa.
Erwin menambahkan, warga sudah lama meminta pembuatan tanggul penahan tanah, namun permintaan itu tidak pernah ditindaklanjuti.
“Rumah yang terdampak ada tiga, satu rata dengan tanah, dua lainnya rusak berat. Sepanjang lereng itu banyak rumah yang terancam. Sudah lama kami khawatir, tapi tidak dihiraukan,” katanya.
Menurutnya, pertemuan antara pihak perusahaan tambang dan instansi pemerintah memang pernah dilakukan, namun warga tidak pernah dilibatkan secara langsung.
“Dari dinas yang berkaitan katanya ada lawatan ke atas, tapi warga tidak tahu. Jadi pertemuan antara pihak semen dengan dinas itu tanpa menghadirkan kami. Keluh kesah warga tidak didengar,” ujar Erwin.
Longsor di Darmakradenan diduga kuat berasal dari area tambang batu kapur yang menjadi sumber bahan baku Semen Bima, produk dari PT Sinar Tambang Arthalestari (PT STAR). Lokasi tambang itu berada tidak jauh dari pemukiman warga dan hanya berjarak beberapa kilometer dari titik kejadian.
Editor : Arbi Anugrah