DARI setiap generasi ke generasi berikutnya hidup manusia selalu mengalami kepayahan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seorang ayah juga kerap mengalami kepayahan.
Lantas bagaimana rasa kepayahan itu menjadi lillah atau bernilai ibadah?
Dikutip dari Ustaz Dr Firanda Andirja MA dalam Kelas UFA menyebutkan Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam kepayahan” (QS. Al-Balad :4)
Allah SWT telah mengatakan bahwa manusia memang akan mengalami kepayahan demi kepayahan semasa kehidupannya di dunia, karena memang demikianlah asal penciptaannya.
Oleh karenanya, seorang yang berbahagia adalah yang berusaha mengisi kehidupannya dengan amal saleh, demi menyudahi berbagai kepayahan yang dia alami di dunia, dan menyongsong dengan izin Allah kebahagiaan abadi di akhirat..
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta