Wartawan melanjutkan pertanyaan berikutnya, "Kalau melawan Pancasila, boleh tidak Gus? Kan bukan Al-Qur'an?"
"Menurut NU atau Muhammadiyah?" jawab Gus Dur.
"Muhammadiyah, coba," kata wartawan.
"Tidak boleh. Pancasila itu bagian dari kesepakatan, perjanjian. Islam mengecam keras perusak janji," jawab Gus Dur.
"Kalau menurut NU?" kata wartawan.
"Sama," jawab Gus Dur.
Sampai di sini, para wartawan mulai jengkel. Mereka merasa dikerjain oleh Gus Dur. Lantaran jawaban versi NU dan Muhammadiyah selalu sama.
"Gimana sih, Gus. Kalau memang pandangan NU dan Muhammadiyah sama, ngapain kami disuruh milih menurut NU atau Muhammadiyah?" tanya wartawan dengan nada jengkel.
"Ya .. kita harus dudukkan perkara pemikiran organisasi para ulama itu dengan benar, Mas. Nggak boleh serampangan," jawab Gus Dur.
"Serampangan bagaimana?" sahut wartawan.
"Kalau Muhammadiyah itu kan ajarannya memang merujuk ke Rasulullah," jawab Gus Dur.
"Lha, kalau NU?" tanya wartawan.
"Sama."
Diadaptasi dari fanpage Facebook Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Yogyakarta
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta