JAKARTA, iNews.id - Meski dunia semakin mengglobal dan semakin terbuka, tetapi masih ada suku-suku terasing yang hidup jauh di pedalaman hutan. Mereka menggelompok dan sangat jarang kontak dengan dunia luar.
Suku-suku primitif tersebut biasanya memang mengisolasi diri, tidak mau menerika perkembangan teknologi dan mempertahankan tradisi serta kebudayaan mereka secara turun temurun.
Tidak gampang untuk dapat berinteraksi dengan suku-suku asing ini. Bisa saja, kehadiran orang asing akan dianggap gangguan. Sehingga jangan pernah coba-coba untuk mendekati wilayah mereka. Sebab, risikonya terlalu besar.
Lalu, suku-suku primitif apa saja yang masih eksis dan terisolasi, bahkan jarang ada interaksi dengan dunia luar? Berikut catatan Litbang MPI:
1. Suku Sentinel
Pada tahun 2018 lalu, ada peristiwa heboh. Ada pemuda Amerika Serikat bernama John Allen Chau pada 2018 yang meninggal. Ternyata belakangan diketahui kalau John Allen Chau teeas akibat panah. Tak hanya itu, sebanyak dua nelayan India juga dipanah saat memanen kepiting di pesisir Pulau Sentinel Utara.
Suku Sentinel
Pemerintah India sudah mengeluarkan larangan untuk pergi ke Pulau Sentinel Utara sejak 1959. Di lokasi tersebut, terdapat penduduk lokal yang disebut sebagai suku Sentinel. Mereka sangat tidak ramah dengan orang asing. Bukan tanpa alasan, semua ini karena suatu peristiwa pada tahun 1800-an.
Waktu itu, Angkatan Laut Inggris menginjakkan kaki di pulau tersebut dan menculik beberapa orang suku Sentinel untuk dijadikan kelinci percobaan. Sejak saat itu, siapa pun yang coba mendekati mereka, akan menerima lontaran anak panah dari Suku Sentinel.
2. Suku Mascho-Piro
Selain suku Awa, ada lagi suku primitif yang tinggal di pedalaman Hutan Amazon yang masuk dalam wilayah Peru. Suku Mascho-Piro, atau juga disebut Cujareño dan Nomole, merupakan satu dari 15 suku yang ada di Peru. Mereka suku yang nomaden dan bertahan hidup dengan perburuan. Suku Mascho-Piro tinggal di area Taman Nasional Manú di Madre de Dios Region di Peru, di sebelah tenggara Peru.
Suku ini termasuk kelompok yang tidak ramah dengan orang asing. Bahkan, mereka akan memanah siapa pun yang mengusik.
3. Suku Yanomami
Suku Yanomami hidup di wilayah Hutan Amazon, Brasil. Selama ribuan tahun, keberadaan suku ini tidak tersentuh tangan orang asing. Mereka hidup nomaden dengan jumlah penduduk sampai 40.000 orang. Namun, keberadaannya kini terancam oleh penyakit busung lapar dan kehilangan tempat tinggal akibat penebangan hutan.
Suku Yanomami
Bahkan BBC melaporkan, pada Juni 2021 lalu, suku Yanomami menyerang penambang emas ilegal dengan menggunakan senapan dan panah. Tapi, tindakan ini merupakan tindakan balasan atas serangan yang dilakukan penambang emas ilegal terhadap suku Yanomami.
4. Suku Awa
Suku Awa tinggal di pelosok timur Hutan Amazon, Brasil. Saat ini, suku Awa dianggap terancam punah karena makin lama, penduduknya semakin berkurang lantaran penebang liar menghancurkan tempat tinggal mereka. Pemerintah Brasil mengungkapkan bahwa jumlah mereka hanya tersisa 60 – 80 orang. Akhirnya Suku Awa pun harus hidup nomaden. Mereka juga semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan orang asing.
5. Suku Korowai
Di pedalaman Papua, Indonesia, terdapat suku yang keberadaannya baru ditemukan sekitar 35 tahun lalu. Penduduknya berjumlah kira-kira 3.000 orang. Mereka hidup terisolasi dan hampir tidak pernah mengadakan kontak dengan penduduk luar sampai tahun 1970. Seorang penginjil bernama Johannes Veldhuizen menjadi orang yang pertama kali berinteraksi dengan warga Suku Korowai.
Mereka bermukim di rumah-rumah pohon yang dibangun sampai setinggi 50 meter. Rumah yang tinggi tersebut dapat melindungi mereka dari serangan hewan buas dan banjir. Konon, Korowai melakukan praktik kanibalisme. Namun, mereka bukan sembarang melakukannya. Hanya yang melanggar aturan adat yang dimakan, seperti membunuh dan termasuk tukang sihir atau disebut khuakhua. Dari anggapan mereka, orang-orang asing disebut sebagai makhluk bernama Laleo atau roh iblis jahat.
Editor : EldeJoyosemito