get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah 2 Paman Presiden Prabowo yang Gugur Bertempur Bersama Daan Mogot di Lengkong Serpong

Ketika Sang Komandan Gugur di Pelukan Prabowo Subianto Saat Operasi Seroja

Minggu, 22 Mei 2022 | 09:44 WIB
header img
Prabowo Subianto saat masih dinas militer

JAKARTA, iNews.id - Sebagai seorang prajurit TNI khususnya anggota Kopassus, Prabowo Subianto kerap terjun di operasi-operasi militer. Salah satunya adalah ketika terjadi Operasi Seroja di Timor Timur.

Dalam setiap operasi, tidak jarang Prabowo harus kehilangan teman-temannya sesama prajurit. 

Salah satu kisah yang paling diingat oleh Prabowo Subianto adalah ketika dia memeluk komandannya yang gugur dalam Operasi Seroja di Timor Timur waktu itu.

Komandan yang gugur adalah Letnan Satu Sudaryanto. Dia adalah komandannya di Unit C Pasukan Nanggala 10. Pada saat gugur, komandannya berada di pelukan Prabowo Subianto.

Kisah mengharukan itu diungkap oleh Prabowo dalam buku biografinya berjudul “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”. 

Peristiwa tersebut terjadi pada waktu Prabowo yang masih berpangkat Letnan Dua. Prabowo bergabung dengan pasukan Nanggala 10 di bawah Komando Mayor Inf. Yunus Yosfiah sebagai Perwira Intelijen. 

Banyaknya pewrwira yang gugur akibat tertembak, Prabowo kemudian diangkat menjadi Wakil Komandan (Wadan) Unit C. Pasukan yang berjumlah sekitar 20 orang ini merebut ketinggian di atas Kota Maubara. 

Sesudah 10 menit menyeberangi sungai atau sekitar pukul 19.00 malam, tiba-tiba dari arah barat kelompok bersenjata Fretilin menyerang secara mendadak. Kontak tembak antara pasukanna dengan para pemberontak pun tak terelakan. 

Baku tembak yang terjadi di tengah gelapnya malam itu mengakibatkan Sudaryanto yang berada di garis depan tertembak. Bahkan, serangan tersebut juga membuat Unit C dipukul mundur hingga beberapa meter dan bertahan di parit. 

Pada situasi yang terdesak dan keadaan terluka, Sudaryanto memanggil anak buahnya termasuk Prabowo. ”Saya putuskan, saya sendiri yang merayap ke depan walaupun berbahaya karena musuh banyak di depan dan kontak tembak masih terjadi. Tetapi kalau tidak diambil berarti kami mengecewakan komandan dan moril pasukan akan turun,” kenang Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). 

Prabowo berupaya untuk melakukan penyelamata, tetapi tidak membuahkan hasil. Kendalanya adalah sulitnya medan dan beratnya badan Sudaryanto. Evakuasi baru berhasil setelah beberapa prajurit bergabung. Sudaryanto pun ditarik ke garis belakang. Di tengah desingan peluru, Prabowo kemudian melaporkan kondisi tersebut kepada pimpinan. 

Namun situasi yang gelap gulita, tidak ada satupun helikopter yang berani turun. ”Beliau bertahan sampai pukul 03.00 tetapi akhirnya beliau gugur dalam pelukan saya. Saya tidak bisa lupa komandan saya menghembuskan napas terakhir dalam pelukan saya,”ungkap Prabowo. 

Selain itu, Prabowo juga harus kehilangan prajurit terbaiknya yakni, Letnan Satu TNI Anumerta Siprianus Gebo, prajurit Batalyon Infanteri Lintas Udara 328/Dirgahayu (Yonif Linud 328/Dirgahayu), atau yang saat ini bernama Yonif Para Raider 328/Dirgahayu dalam Operasi Seroja. 

“Dia masuk Batalyon 328 pada saat saya sebagai Komandan Batalyon. Dia sebagai Komandan Peleton di Kompi A. Dia masuk ke Batalyon 328 pada akhir tahun 1987,”ujarnya.

Sejak awal, pria kelahiran Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menunjukkan sifat keprajuritan yang menonjol. Saat operasi Batalyon 328 di Timor Timur pada Oktober 1988 hingga November 1989, Gebo menunjukan keberaniannya sebagai prajurit TNI. Dalam berbagai kontak tembak, Gebo selalu berada di depan. 

Hingga pada suatu saat, timnya menemukan jejak musuh. Ketika jejak itu diikuti, Gebo berhasil menemukan camp yang merupakan tempat persembunyian para gerilyawan. 

Ketika mengamati dari kejauhan, Gebo memutuskan untuk menyusup dan menyerang camp tersebut dari dekat. Gebo kemudian memimpin anak buahnya merayap sejauh ratusan meter. Gebo pun akhirnya berhasil masuk ke tengah-tengah camp tempat persembunyian musuh.

”Mereka melakukan serangan mendadak dan berhasil menimbulkan korban pada musuh. Sayangnya, dalam pertempuran tersebut dia tertembak mati. ”Berkat keberaniannya, Gebo dianugerahi Bintang Sakti oleh pimpinan. Dia gugur di Timor-Timur waktu saya pimpin Batalyon. Luar biasa heroik berani merayap sampai 3-4 km masuk ke camp-nya musuh. Dia di depan memimpin enam orang. Masuk camp gerilya yang (ditempati) 20 orang. Dia menyerang, luar biasa heroik,”jelas Prabowo. 

Prabowo yang berpangkat Kapten dan memimpin pasukan Nanggala-28 dalam Operasi Seroja di Timor Timur cukup diperhitungkan. Pasukanb inilah yang disebut-sebut berhasil menewaskan Presiden Fretilin Nicolao Lobato. 

Di dalam buku berjudul “Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit” Prabowo Subianto beserta pasukannya dikerahkan setelah TNI menerjunkan pasukan gabungan Batalyon Parikesit yang terdiri atas prajurit dari kesatuan elite Kopassandha (Kopassus), Korps Marinir serta Kopasgat (Paskhas).

Pada 30 Desember 1978, Prabowo melapor kepada Mayor Yunus Yosfiah, jika anggotanya memergoki pergerakan pasukan dalam jumlah besar. Setelah dilakukan pengejaran, kontak tembak antara pasukan Prabowo dengan anak buah Nicolao Lobato tak terhindarkan. 

Sejumlah pengawal Nicolao Lobato tewas. Bersama anggotanya yang tersisa Nicolao Lobato berusaha melarikan diri, namun upaya tersebut gagal setelah pasukannya dicegat oleh Batalyon 744 Somodok keesokan harinya.

"Pelarian Nicolao Lobato berakhir setelah ditembak oleh Jacobus Maradebo, prajurit TNI asal Timor Timur," tulis Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnarki dalam bukunya "Timor-Timur The Untold Story"

Begitulah sekelumit catatan sepak terjang Prabowo Subianto pada saat masih aktif di dunia kemiliteran. 

BACA JUGA : Kisah Prabowo Subianto Saksikan Kematian Komandan di Pelukannya saat Operasi Seroja

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut