PURWOKERTO, iNews.id - Purwokerto menjadi salah satu kota yang disebut-sebut sebagai kota dengan biaya hidup termurah. Bukan hanya soal kulinernya yang murah, melainkan juga untuk tempat tinggal seperti kos, yang terbilang bersaing.
Kota berjuluk Satria ini juga memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama. Maka dari itu, tak mengherankan bila para perantau memilih untuk menimba ilmu di Purwokerto.
Para mahasiswa yang sedang menimba ilmu di sini, tak perlu sampai merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya uang sewa kos.
Kisaran biaya tersebut mulai dari Rp 300 ribu per bulan untuk kos biasa hingga Rp 1 juta per bulannya untuk kelas VIP dan tentunya dengan fasilitas yang berbeda pula.
Kawasan kota baru Purwokerto
Meski tidak seperti Daerah Istimewa Yogyakarta yang disebut sebagai Kota Pelajar, nyatanya biaya hidup di Purwokerto tak kalah murah di kantong para pelajar.
"Termurah ada di Karangwangkal, aku di sini bareng kakak yang sedang ambil S2 Teknologi Pangan, jadi, aku melanjutkan kosan kakak. Itu masih satu rumah sama yang punya kos, jadi kamarnya bareng sama keluarganya, di situ sebulan sekitar Rp 300an, itu paling murah," kata Amanda Suri (19), mahasiswi Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) saat berbincang dengan iNewsPurwokerto.id beberapa waktu lalu.
Amanda mengaku bahwa sebenarnya dirinya juga diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Bandung.
Namun, setelah membandingkan harga kos yang berbeda sangat jauh padahal memiliki fasilitas yang sama, akhirnya, ia memutuskan untuk mengikuti sang kakak yang sudah terlebih dahulu kuliah di Purwokerto.
"Sebelum di sini, aku mau ambil kuliah di Bandung, aku cek harga di Bandung kosan dengan harga segitu gak dapat, waktu itu sudah keterima di Bandung dan Purwokerto. Kalau di Bandung itu sekitar Rp 750 ribu dan di Purwokerto Rp 500 ribu dengan fasilitas yang sama. Jadi, menurut aku di Purwokerto lebih murah," jelasnya.
Berbeda dengan Amanda, Ulfi Almaida (20), mahasiswi Fakultas Peternakan Unsoed yang berasal dari Jakarta, mengatakan bahwa kebutuhan kos di Kota Purwokerto masih dapat dijangkau.
Ia pun akhirnya memilih kamar kos di daerah Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Timur yang memiliki kamar mandi dalam, dengan fasilitas lemari, kasur dan meja belajar seharga Rp 7 juta per tahunnya.
"Kosan yang ada AC nya juga ada, itu paling mahal, per tahun Rp 12 juta, perlengkapan di dalamnya juga bagus kayak hotel ada cafetarianya, kamar mandi dalam, TV, AC, lengkap, parkir luas. Biasanya di kampus depan, yang dekat jalan utama," ucapnya.
Mahasiswi semester lima ini baru memutuskan untuk kos pada semester dua. Pasalnya, selama semester satu, aktivitas perkuliahan ia lakukan secara daring dari rumahnya di Jakarta.
"Sebelumnya, tidak tahu apa apa tentang Purwokerto, jadi ke sini diantar orang tua langsung bawa barang barang untuk kos, cari dua tempat hampir sama harganya. Saya ambil fasilitas kamar mandi dalam yang Rp 7 juta per tahun. Harga segitu pas untuk ukuran Purwokerto kalau dibandingkan Jakarta," ujarnya.
Satu cerita lagi datang dari Bagas Prasetyo (23). Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Unsoed yang berasal dari Jakarta ini sudah hampir 4 tahun hidup di perantauan. Ia mengaku tak pernah pindah kos selama hampir 4 tahun kuliah.
"Betah aja di sini, Mas. Sebulannya cuma 400 ribu, itu udah kamar mandi dalam, ada fasilitas dapur, air, meja, kursi, kasur. Paling tambahan wifi sama listrik, masing-masing 40-50 ribu sebulannya," ujarnya saat ditemui di kosnya yang berada di daerah Grendeng.
Editor : Arif Syaefudin