SAMUEL Earle Shropshire, seorang pemuka agama di Amerika Serikat memantapkan dirinya menjadi mualaf. Keputusannya menjadi mualaf ia lakukan setelah bekerja di Arab Saudi sebagai penerjemah Alquran dan mendangar syahdunya suara azan. Subhanallah!
Hidayah Islam memang bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja atas kehendak Allah Subhanahu wa ta'ala. Meski awalnya ia memiliki pandangan buruk tentang Islam dan tak ada keinginan sedikitpun untuk mempelajari ajaran Islam, apalagi menjadi seorang Muslim.
Kisah Shropshire berawal saat dirinya pergi ke Arab Saudi atas undangan koleganya, Safi Kaskas, yang saat itu sedang mengerjakan sebuah proyek. Kaskas dikenal sebagai penulis terjemahan Alquran dengan bahasa Amerika yang mudah dibaca oleh generasi muda.
Namun Shropshire ketika itu tidak menerjemahkan Alquran, karena dia tidak bisa berbahasa Arab. Kaskas mengajak Shropshire untuk memeriksa tata bahasa Inggris agar mudah dipahami oleh para pembacanya.
Pekerjaan itu tentu mengharuskannya membaca Alquran berulang-ulang. Saat itulah Shropshire terkejut karena menemukan nama Isa Almasih di dalamnya.
"Seperti yang bisa dibayangkan, karena tidak memiliki pengetahuan Islam, saya memiliki ratusan pertanyaan. Saya terkejut, saat membaca, kemudian menemukan Yesus (Isa Almasih) banyak disebutkan dalam Alquran," kata Shropshire, dikutip dari kanal YouTube Penduduk Langit, Rabu (25/5/2022).
Isa Almasih dikisahkan sebagai salah satu nabi besar dalam Alquran. Bahkan, kisah tentang kelahiran Maryam pun diceritakan. Banyak mukjizat Isa dijelaskan dalam Alquran. Beberapa di antaranya tidak ditemukan dalam Alkitab. Hal itu makin membuatnya penasaran, bagaimana mungkin Isa lebih banyak diceritakan dalam Alquran?
Setiap malam Shropshire banyak melalui waktu sendirian di kamar tidur. Dia selalu berdiri di balkon kantor untuk melihat apa yang terjadi di luar. Jalan raya yang ramai dan sebuah masjid menjadi pemandangan rutinnya.
Menurut dia, menara masjid terlihat seperti gereja khas di Amerika. Tetapi anehnya, dia sangat merindukan masjid dan terdorong untuk pergi ke sana. Tidak hanya pemandangannya, dia juga selalu mendengar azan berkumandang.
Beberapa bulan kemudian, Shropshire memberanikan diri menyusuri jalan dan mengetuk pintu Masjid Taqwa. Padahal biasanya orang tidak harus mengetuk pintu masjid, karena setelah membuka pintu jamaah langsung masuk.
Namun, karena Shropshire ragu kehadirannya akan diterima di masjid, dia memilih untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sampai ada yang menyapanya.
Hingga akhirnya seseorang bernama Syafi'i menghampirinya. Shropshire pun mengatakan nama dan asalnya, kemudian meminta izin masuk ke masjid. Tanpa pikir panjang, Syafi'i yang merupakan muazin masjid tersebut langsung mengulurkan tangan dan memeluknya, mempersilakan Shropshire untuk masuk.
Kemudian Shropshire duduk di belakang shaf jamaah yang sedang sholat. Namun, dia tidak mengerti ibadah yang mereka lakukan. Dia hanya melihat pria berdiri, membungkuk, dan bersujud di lantai dan ada satu orang yang memimpin mereka.
"Saya hanya sedikit mengerti apa yang terjadi, tetapi saya merasa ada kehadiran Allah di masjid," ujarnya.
Selama berada di masjid, Shropshire merasa nyaman karena orang-orang Muslim sangat ramah dengannya. Setelah tiga hari berada di masjid, Shropshire bertanya kepada Syafi'i tentang surat pertama Alquran, Al Fatihah. Dia pun meminta Syafi'i mengajarkannya karena bacaan itu sangat penting ketika sholat lima waktu.
Shropshire bisa menghafalkan surat tersebut, tetapi tidak mengerti artinya. Merasa penasaran, dia pun mulai membaca terjemahan dan menyadari bahwa dalam Surat Al Fatihah juga diajarkan dalam agama sebelumnya.
Shropshire mengaku tersentuh dengan ayat pertama Surat Al Fatihah yang berbunyi "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." "Hatiku tersentuh dengan kata-kata dalam Alquran dan cinta yang diberikan jamaah masjid," katanya.
Shropshire kemudian diarahkan untuk mendatangi Yayasan Pendidikan Islam Al Hamra Jeddah. Di sana dia melihat anak-anak tampak bersemangat mempelajari Islam. Tidak ada satu pun ajaran radikal atau pun doktrin terorisme yang diajarkan di sana.
Hal itu makin membuatnya takjub, sehingga dia mantap untuk menjadi mualaf dan mengucapkan syahadat di tempat tersebut. Setelah memeluk agama Islam, kini dia terus-menerus memperdalam dan menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat.
Allahu a'lam bisshawab.
Baca mengenai mualaf ketuk pintu Masjid dan ucap Syahadat selengkapnya di Okezone.com berikut ini : Gara-Gara Azan, Pemuka Agama di Amerika Ketuk Pintu Masjid dan Ucap Syahadat
Editor : Arbi Anugrah