get app
inews
Aa Text
Read Next : LB Moerdani Minta Brimob Berintegrasi dengan TNI AD, Jenderal Berkumis Tebal Ini Tegas Menolak

Kisah Anggota Paspampres Soeharto Todongkan Senjata ke Perut Pasukan Elite Israel

Minggu, 05 Juni 2022 | 11:00 WIB
header img
Paspampres Sjafrie Sjamsoeddin saat melakukan pengawalan Presiden Soeharto. (Foto: IG@@sjafriesjams) PASPAMPRES atau Pasukan Pengamanan Presiden mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat melindungi, menjaga dan mengawal Presiden, Wakil Presiden.

Kisah Anggota Paspampres Soeharto Todongkan Senjata ke Perut Pasukan Elite Israel 

PASPAMPRES atau Pasukan Pengamanan Presiden mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berat melindungi, menjaga dan mengawal Presiden, Wakil Presiden berserta keluarganya. 

Kopassus TNI AD menjadi salah satu satuan yang dipercaya menjadi bagian Paspampres, Personel Kopassus  mempunyai kemampuan teknik tempur di atas rata-rata satuan tentara lainnya baik secara individu maupun kelompok.

Nah, sepanjang satuan elite ini terbentuk ada sederet jenderal baret merah dengan pengalaman menjalankan misi berbahaya baik di dalam negeri, maupun luar negeri. Salah satunya Letjen (purn) Sjafrie Sjamsoeddin.

Saat itu Sjafrie ditugaskan sebagai Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Sebagai anggota Paspampres, dia ditugaskan mengawal Presiden Soeharto untuk menghadiri sidang yang digelar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Presiden Soeharto menginap di kamar presidential suite Hotel Waldorf Towers lantai 41.

Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dimana kebijakannya sangat berpengaruh bagi anggotanya yang mayoritas negara-negara Timur Tengah (Timteng). Atas dasar itulah Perdana Menteri (PM) Israel Yitzak Rabin kala itu ingin menemui Presiden Soeharto di hotel tempatnya menginap.

Yitzak Rabin bersama dengan empat pengawalnya dari Mossad, yang merupakan pasukan khusus Israel kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Presiden Soeharto. 

Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan sehingga Yitzak Rabin beserta empat pengawalnya dicegat oleh Paspampres sebelum masuk lift.

Apalagi ketika itu Presiden Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka. Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, PM Yitzak Rabin beserta para personel Mossad itupun dikawal oleh Sjafrie menemui Presiden Soeharto. Namun, saat hendak memasuki lift, terjadi insiden menegangkan.

Saat itu, para pengawal Yitzak Rabin yang menaruh curiga menolak dan tidak mau satu lift dengan Sjafrie beserta dua personel Paspampres lainnya. Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah terdaftar dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB. Itu artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.

Sjafrie kemudian terlibat adu mulut dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres. 

Dengan gerakan sangat cepat, pengawal Yitzak Rabin yang merupakan pasukan elite Israel tersebut, tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie. Tidak hanya itu, dia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras.

Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Baretanya ke perut pengawal itu. Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing. 

Kala itu, kedua belah pihak saling menodongkan senjata. "Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahannya.

Ketegangan kemudian mereda setelah pengawal Yitzak Rabin menurunkan senjatanya. Adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel urung terjadi. 

PM Yitzak Rabin dan pengawalnya akhirnya mau menaati protokol kemanan Paspampres. Bahkan, Yitzak Rabin harus rela menunggu selama 15 menit untuk bisa bertemu Presiden Soeharto.

LIHAT JUGA: Kisah Jenderal Kopassus Bertaruh Nyawa Todongkan Pistol ke Perut Pasukan Elite Israel

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut